Kamis, 12 Mei 2011

TUGAS 1 IBD RIA NINGSIH


1.Manusia dan Kebudayaan

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhlukTuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
1. Hakekat Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini.
Manusia diturunkan ke bumi oleh Tuhan agar dapat menjadi khalifah dan pemimpin. Menghuni bumi yang kita tinggali sekarang ini untuk melanjutkan hidup sebelum kembali kepada-Nya. Salah satu hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.
2. Kepribadian Bangsa Timur
Manusia mendiami wilayah yang berbeda, berada di lingkungan yang berbeda juga. Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Namun secara garis besar terdapat tiga pembagian wilayah, yaitu : Barat, Timur Tengah, dan Timur.
Kita di Indonesia termasuk ke dalam bangsa Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa Timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang – orang dari wilayah lain sangat suka dengan kepribadian bangsa Timur yang tidak individualistis dan saling tolong menolong satu sama lain. Meskipun begitu, kebanyakan bangsa Timur masih tertinggal oleh bangsa Barat dan Timur Tengah.
3. Bagan Psiko-Sosiogram Manusia
Berikut ini merupakan contoh dari bagan Psiko-Sosiogram manusia:

Nomor 7 dan 6 disebut sebagai daerah tak sadar dan sub sadar. Tak sadar karena memang sudah tertanam jauh di dalam diri manusia dan tak mampu disadari bahkan oleh manusia itu sendiri. Sub sadar karena sewaktu – waktu unsur – unsur yang sudah tertanam bisa meledak keluar lagi dan mengganggu kebiasaan sehari – hari. Nomor 5 disebut kesadaran yang tidak dinyatakan. Maksudnya pikiran – pikiran dan gagasan yang ada disimpan sendiri oleh manusia tersebut dan tidak ada seorang lain pun yang dapat mengetahuinya. Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan. kebalikan dari nomor 5, ini berarti manusia mengungkapkankepada orang lain apa yang ada di pikirannya seperti perasaan, pengetahuan dan sebagainya.
Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib. Di sini manusia memiliki seseorang atau sesuatu yang dianggap bisa menjadi curahan hati dan tempat untuk meminta bantuan. Tidak selalu manusia yang lain juga melainkan benda, atau makhluk hidup lain pun bisa berada pada lingkaran ini. Nomor 2 disebut lingkaran hubungan berguna. Bisa dianalogikan hubungan antara murid dengan guru, pedagang dan pembeli. Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh yang berarti pikiran dan gagasan manusia tentang berbagai macam hal. Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar yang berarti tentang pendapat dan pikiran seseorang tentang dunia atau daerah yang belum pernah dikunjungi atau dijumpai.
4. Definisi Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
6. Tujuh unsur kebudayaan universal
1. Sistem Religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
2. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
3. Sistem Pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
4. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem – Sistem Ekonomi
Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih.
5. Sistem Teknologi dan Peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
6. Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
7. Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
7. Tiga Wujud Kebudayaan Menurut Dimensi Wujudnya
A. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Kebudayaan yang muncul dan hidup karena adanya gagasan – gagasan baru, konsep yang matang serta buah dari pikiran yang kreatif. Wujudnya dapat ditemukan dalam sebuah buku – buku, arsip dan sebagainya.
B. Kompleks aktivitas

Aktivitas manusia dengan lingkungan sekitar dalam kegiatan sehari hari dari waktu ke waktu memunculkan sesuatu untuk diabadikan, difoto dan juga diobservasi.
C. Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia sehari – hari umumnya dilakukan dengan menggunakan benda sebagai sarana dan prasarana. Dari situ lahir kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret, bisa bergerak maupun tidak.


2.MANUSIA DAN KEINDAHAN

Arti keindahan itu sangatlah luas. Oleh karena itu, keindahan dapat digolongkan menjadi beberapa bagian.
1.      KEINDAHAN VISUAL
Keindahan ini adalah keindahan yang dapat dinikmati berdasarkan visual atau penglihatan manusia. Mata manusia selalu ingin melihat keindahan. Itulah sebabnya dikatakan oleh Alkitab bahwa mata manusia tak akan pernah puas terhadap keindahan ([sweb]Ams 27:20[/sweb]). Manusia senang melihat pemandangan alam, lukisan dan komposisi bentuk objek yang masuk dalam kategori indah, paling tidak secara subjektif. Manusia selalu senang melihat sesuatu yang dianggapnya teratur, bagus, bersih, unik, seimbang, yang juga menjadi unsur-unsur keindahan. Itu sebabnya bisnis pariwisata, yang notabene menjual keindahan, dapat mendatangkan untung yang besar jika dikelola secara baik dan profesional. Hampir setiap hari ada iklan untuk tur dan perjalanan ("tour and travel") karena memang kegiatan itu amat diminati.
2.      KEINDAHAN SUARA
Keindahan ini merupakan keindahan yang dapat dinikmati melalui pendengaran manusia. Manusia juga senang mendengar sesuatu yang indah. Paulus pernah berkata agar orang percaya memikirkan semua yang sedap didengar ([sweb]Fili 4:8[/sweb]). Bahkan dalam hal yang ekstrem, Alkitab mencatat bahwa perkataan pemfitnah seperti sedap-sedapan yang masuk ke telinga seseorang ([sweb]Ams 18:8[/sweb]). Manusia senang mendengar suara kicauan burung yang merdu, suara gemericik air, suara irama musik yang baik, lagu yang dinyanyikan dengan baik dan dengan teknik oleh vokal yang memadai, serta suara penyanyi yang merdu. Bahkan musik yang didengar sambil dinikmati dan dihayati dapat menimbulkan ketenangan jiwa, kenyamanan, bahkan meredakan stres atau ketegangan- ketegangan pikiran. Irama, komposisi, ritme, keteraturan, yang juga menjadi unsur-unsur keindahan suara dapat mendatangkan kepuasan akan keindahan. Teknologi elektronik seperti radio tape selalu inovatif untuk menghasilkan mutu suara yang lebih bagus. Ini untuk memenuhi kebutuhan keindahan suara yang ada pada manusia.
3.      KEINDAHAN SENI
Tampaknya keindahan ini sama dengan yang di atas, namun yang dimaksud adalah keindahan dalam hal sastra dan bahasa. Manusia senang membaca karya-karya sastra yang menyentuh kehidupannya. Puisi, sajak, cerpen, buku, dan hasil-hasil sastra yang lain sering juga menimbulkan rasa senang, puas, menambah wawasan bagi orang yang membacanya
Kitab seperti Kidung Agung, Mazmur, Amsal adalah contoh kitab yang paling digemari oleh orang Kristen untuk dibaca karena di dalamnya dimuat karya sastra yang berharga, indah, dan enak dibaca. Berikut ini contoh sastra dalam Alkitab yang indah.
Tuhan, gembalaku yang baik
(Mazmur Daud; 23)

Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau,
Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku.
Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya,
Sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku;
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku seumur hidupku;
Dan aku akan diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa.
4.      KEINDAHAN PERISTIWA
Peristiwa dan pengalaman hidup dari seseorang secara pribadi maupun dari orang lain juga bisa disebut indah dalam kehidupan orang yang menyaksikan atau yang mengalaminya. Edi Silitonga pernah menyanyikan lagu berjudul "Jatuh Cinta". Lirik lagu itu menggambarkan jatuh cinta itu indah, berjuta rasanya. Daud pernah berkomentar tentang kerukunan atau relasi yang baik antarsaudara yang tampak dalam puisinya, "Sungguh alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun" ([sweb]Maz 133[/sweb]). Paulus dengan kutipan dari Yesaya mengatakan, "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik."
Saya pernah menyaksikan seorang yang berkhotbah tentang kematian, agar manusia siap menghadapinya. Selesai berkhotbah, masih di atas mimbar, orang ini kemudian tiba-tiba jatuh (seperti pingsan) dan kedapatan sudah tidak bernyawa. Peristiwa itu mengagetkan, namun tidak dapat dimungkiri bahwa peristiwa itu memuat unsur keindahan. Indah karena matinya sesuai khotbahnya. Peristiwa itu mendatangkan kebangunan rohani dan hikmat bagi siapa yang mendengar dan menyaksikannya. Dalam upacara penguburan, tidak ada pengkhotbah, walau acara khotbah sudah dijadwalkan. Ternyata yang diputar adalah khotbah beliau saat-saat terakhir sebelum beliau meninggal. Banyak orang di sekitar saya mengatakan hal itu sangat indah. Peristiwa, pengalaman, relasi yang indah, sering menimbulkan kesan yang mendalam bagi seseorang dan mendatangkan banyak hikmat.
5.      KEINDAHAN LINGKUNGAN
Yang dimaksud dengan keindahan lingkungan bukanlah keindahan alam, tetapi lebih tertuju kepada keasrian, kebersihan, kerapian lingkungan. Setiap manusia akan senang berada di tempat yang asri, bersih dan rapih. Sebaliknya, di tempat yang kotor, jorok, dan berantakan umumnya orang tidak menyukainya. Kecuali tentu saja, para petugas kebersihan dan pemulung yang memang sumber nafkahnya di sana.
Keindahan lingkungan dapat menimbulkan kenyamanan, kesenangan, dan ketenangan batin. Lingkungan yang tidak indah akan memicu orang untuk bosan, stres, bahkan muak. Jika orang memilih vila atau tempat lain untuk berlibur, umumnya orang lebih suka dengan tempat yang tenang, bersih, asri, dan rapi. Dengan demikian orang akan lebih dapat menikmati hari liburnya.
C. Manusia Perlu Keindahan
Manusia memiliki kebutuhan yang bersifat naluriah akan keindahan sebab manusia dicipta dengan sensibilitas estetika yang mengikutinya. Oleh karena itu, manusia membutuhkan keindahan untuk kesempurnaan pribadinya dan untuk kesenangan hidupnya. Abraham Maslow, seorang psikolog kenamaan, melalui penelitiannya menemukan bahwa manusia memiliki kebutuhan akan keindahan. Paling tidak untuk sebagian orang, kebutuhan akan keindahan begitu mendalam sehingga hal-hal yang serba jelek dan semrawut benar-benar membuat mereka muak. Ia juga meneliti kelompok mahasiswa tentang efek lingkungan yang indah serta lingkungan yang jorok dan tidak teratur atas diri mereka. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa keburukan, kejorokan, dan ketidakteraturan menimbulkan kejemuan serta melemahkan semangat. Sedangkan keindahan dan keteraturan menimbulkan semangat dan gairah hidup. Oleh karena itu, setiap manusia membutuhkan keindahan.
Keindahan membuat manusia lebih sehat, lebih semangat, bahkan lebih bergairah. Keindahan berkaitan erat dengan gambaran diri dan citra diri seseorang. Mereka yang tidak menjadi sehat dan senang oleh keindahan adalah orang-orang yang terbelenggu dengan gambaran diri yang rendah. Seseorang yang jorok akan merasa risih berada di restoran yang indah dan bersih sebab merasa bahwa dirinya tidak layak. Dalam penelitian Dr. Abraham Maslow, ada seorang pasien pria yang memiliki gambaran diri yang sangat rendah. Ia merasa hidup ini tidak ada artinya sehingga akhirnya ia bunuh diri di atas timbunan sampah. Fakta tentang dorongan ke arah kebutuhan akan keindahan ini dapat ditemukan di setiap orang melintasi segala lintasan umur, status sosial dan kebudayaan, dan ini dapat ditemukan dalam setiap peradaban dan dalam semua zaman, bahkan sejak manusia tinggal di Taman Eden.
D. Tuhan Menciptakan Keindahan bagi Manusia
Tuhan menciptakan manusia dengan memiliki kebutuhan akan keindahan. Kebutuhan ini dipenuhi Tuhan secara khusus bagi manusia. Semua ciptaan Tuhan, dikatakan Alkitab sebagai sungguh amat baik atau dengan kata lain boleh disebut sungguh amat indah ([sweb]Kej 1:31[/sweb]). Namun, tidak cukup sampai di situ, Tuhan membuat Taman Eden khusus buat Adam dan Hawa yang diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya.
Taman Eden ini merupakan taman yang paling indah yang pernah ada di bumi ini. Keindahan Taman Eden, dapat dilihat dari apa yang terdapat dalam taman tersebut. Dalam taman itu ada semua tumbuhan terbaik yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya. Kebun Raya Bogor atau Purwodadi merupakan kebun yang menjadi tujuan orang untuk wisata dan penyegaran. Kebun-kebun tersebut ditumbuhi oleh berbagi jenis pohon. Kebun Bunga yang besar di Cipanas, Jawa Barat, merupakan salah satu taman bunga yang indah di Indonesia ini. Kebun dan taman bunga itu dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan keindahan yang mampu berdampak pada relaksasi dari ketegangan-ketegangan hidup sehari-hari. Kalau rancangan manusia saja sudah menjadi tujuan wisata karena dapat menimbulkan kesan indah, apalagi jika Tuhan pencipta itu sendiri yang merancang dan membuat Taman Eden yang sedemikian detail dan asri, pastilah jauh lebih indah.
Kemudian di Taman Eden terdapat sungai yang mengalir dan membasahi taman itu sebagai nilai tambah keindahannya. Sungai tersebut ada empat cabang dan mengalir melintasi seluruh taman itu, yakni Sungai Pison, Tigris, Gihon, dan Efrat yang sangat indah dan permai.
Di Taman Eden juga terdapat barang-barang yang mahal nan indah, seperti emas yang kualitasnya disebut baik oleh Alkitab. Selain itu, ada batu-batuan yang mahal dan indah seperti damar bedolah dan batu krisopras. Sampai sekarang intan permata dan emas disukai oleh manusia untuk menambah keindahan penampilan seseorang atau suatu barang. Di taman itu semuanya ada, betapa indahnya.
Di Taman Eden juga terdapat semua jenis binatang yang hidup secara teratur menurut hukum yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Di mana pun keberadaannya, Taman Safari merupakan taman yang juga menjadi tujuan wisata. Di Taman Safari orang dapat melihat binatang yang tampaknya bebas, lengkap pula dengan desain taman yang sesuai dengan keberadaan dan karakter binatang tersebut. Semua itu menimbulkan kesan bagus dan indah bagi yang berkunjung. Namun, jenis binatang di Taman Safari tentunya tidaklah selengkap di Taman Eden. Jika demikan, tentulah ada perbedaan, bahwa Taman Eden jauh lebih indah dan jauh dapat menimbulkan kesan bagus dan indah sehingga manusia menjadi lebih puas. Inilah yang diberikan oleh Tuhan, Sang Pencipta, untuk memenuhi cita rasa kebutuhan akan keindahan dalam diri manusia. Betapa baiknya Tuhan itu.
Jadi, mari kita membayangkan sebuah taman yang lengkap, dengan semua jenis tumbuhannya dan semua jenis binatang yang dilengkapi juga dengan sungai- sungai yang indah ke seluruh penjuru, dan dilengkapi juga dengan logam-logam yang mulia dan perhiasan-perhiasan yang mahal pada zaman sekarang. Semuanya ada dalam taman itu. Jika di zaman sekarang terdapat taman yang lengkap seperti itu, mungkin sekali akan menjadi daerah tujuan wisata terlaris. Masih ada bedanya jika yang merancang adalah manusia yang diciptakan oleh Tuhan dibanding dengan Tuhan Pencipta sendiri yang merancang dan membuatnya. Keindahan Taman Eden adalah keindahan yang tiada tara. Semua itu dibuat untuk manusia yang senang akan keindahan.




3.MANUSIA DAN KEADILAN

A. Pengertian Keadilan
Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Atau dengan kata lain keadilan pada dasarnya terletak pada keseimbangan atau keharmonisan antara penuntutan hak dan menjalankan kewajiban. Sebagai contoh, bila kita mengakui hak hidup kita, sudah sewajarnyalah kita mempertahankan hak hidup kita dengan bekerja keras tanpa merugikan orang lain. Sebab orang lain juga mempunyai hak dan kewajiban hidup yang sama dengan kita. Berdasarkan segi etis, manusia diharapkan untuk tidak hanya menuntut hak dan melupakan atau tidak melaksanakan kewajibannya sama sekali. Sikap dan tindakan manusia yang semata-mata hanya menuntut haknya tanpa melaksanakan kewajibannya akan mengarah pada pemerasan atau perbudakan terhadap orang lain.
Adil atau keadilan juga dapat berarti suatu tindakan yang tidak berat sebelah atau tidak memihak ke salah satu pihak, memberikan sesuatu kepada orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya. Bertindak secara adil berarti mengetahui hak dan kewajiban, mengerti mana yang benar dan yang salah, bertindak jujur dan tepat menurut peraturan dan hukum yang telah ditetapkan serta tidak bertindak sewenang-wenang.
Menurut Aristoteles, keadilan dibedakan atas lima jenis.
1.      KEADILAN DISTRIBUTIF
Keadilan distributif ialah keadilan yang berhubungan dengan jasa, kemakmuran, atau keberadaan menurut kerja, kemampuan, dan kondisi/keberadaan seseorang. Misalnya, si A mempunyai tinggi badan 190 cm dengan berat badan 95 kg. Si B memiliki tinggi badan 150 cm dengan berat badan 40 kg. Keadilan distributif berarti membagi sesuai dengan apa yang pantas dengan kondisi dan keadaan orang tersebut. Ukuran kain yang diperuntukkan guna menjahit setelan jas si A tentu tidak sama dengan si B. Kendati pun si A kita beri kain yang lebih lebar dan panjang dari si B, bukan berarti tindakan itu tidak adil. Contoh lain, Otniel yang bergelar Doktor (S-3) dan Anhar yang buta huruf tidaklah mungkin digaji sama ketika mereka bekerja pada satu intitusi yang sama. Dengan demikian, keadilan distributif boleh juga dikatakan sebagai keadilan proporsional. Ukuran keadilan di sini bukan terletak pada kesamaan gaji atau barang, tetapi sesuai proporsinya. Keadilan ini sering dihubungkan dengan pemimpin dan orang yang dipimpinnya.
2.      KEADILAN KOMUTATIF
Keadilan komutatif ialah keadilan yang berhubungan dengan persamaan yang diterima oleh setiap orang tanpa melihat jasa seseorang. Keadilan ini boleh disebut keadilan hak asasi, suatu keadilan yang secara alami dimiliki manusia. Misalnya, semua orang berhak untuk hidup. Jikalau seseorang dengan atau tanpa sengaja merampas hak hidup seseorang atau membatasi hak hidup seseorang, ia telah melanggar hak orang lain dan bersalah menurut keadilan komutatif. Contoh lain, seseorang berhak untuk menyatakan pendapat. Jika seseorang melarangnya untuk berpendapat atau membatasi pendapat orang lain dengan mengintimidasi, berarti ia telah melanggar hak asasi orang lain. Satu contoh lagi, setiap orang berhak untuk memeluk agama yang diyakininya. Jika seseorang memperlakukan orang yang tidak seagama dengan dia secara semena-mena, atau (bahkan) secara paksa dan kekerasan meniadakan hak tersebut, ia telah bersalah dan bertindak tidak adil. Perusakan, penutupan, dan pembakaran gedung ibadah merupakan bentuk kasar dari citra diri seseorang yang tidak memiliki keadilan, apalagi kalau semua agama dalam negara itu mendapat hak yang sama. Keadilan ini sangat penting untuk dihormati dan dijalankan. Namun kenyataannya, keadilan ini semakin lama semakin tidak dihormati. Hak-hak asasi manusia umumnya menyangkut hak untuk hidup, hak untuk berkeluarga, hak untuk beragama, hak untuk memperoleh pendidikan, hak untuk menyatakan pendapat, dan hak untuk tidak boleh dihukum sebelum ada petunjuk atau bukti yang sah. Dari keterangan ini dapat ditarik banyak sekali contoh yang lain yang dapat dijumpai dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.
3.      KEADILAN KODRAT ALAM
Keadilan kodrat alam adalah keadilan yang bersumber pada hukum kodrat alam. Manusia yang hidup di tepi pantai umumnya mendapat mata pencaharian dari hasil laut dan pantai, juga hal-hal yang dapat bertumbuh kembang di sekitar pantai. Masyarakat yang hidup di gunung akan mendapat pencaharian di sawah, ladang, dan hasil-hasil gunung lainnya. Itu sudah menjadi kodrat alam. Papua memiliki kekayaan tambang bumi, namun di sisi lain pertanian di sana tidak terlalu baik. Sedangkan di Jawa, keadilan tampak dari masyarakatnya yang agraris, di mana sawah-sawah dan hasil kebun lainnya merupakan mata pencaharian andalan. Namun, tambang bumi seperti minyak bumi relatif kecil. Hal ini sudah menjadi keadilan alam.
Jika diimplementasikan lebih jauh, sudah seharusnya masyarakat Papua, misalnya, juga berhak mendapat porsi yang proporsional dari kekayaan alam Papua. Kekayaan alam Papua harus juga ditujukan bagi masyarakat Papua, bukan hanya diambil semuanya untuk orang luar Papua. Ini sudah kodrat alam. Keserakahan menyebabkan orang mengeruk kekayaan bumi dari pulau tertentu tanpa mempedulikan untung untuk penduduk asli yang tinggal di pulau itu.
4.      KEADILAN KONVENSIONAL
Keadilan konvensional adalah keadilan yang mengikuti warga negara sebab keadilan ini didekritkan melalui suatu kekuasaan. Setiap warga negara berhak memperoleh haknya sebagai warga negara. Sebagai contoh adalah pesta rakyat yang disebut pemilu (pemilihan umum). Setiap warga negara berhak memilih dan dipilih. Setiap warga negara berhak secara bebas untuk berserikat dengan partai atau golongan yang cocok dan disukainya.
5.      KEADILAN HUKUM
Menurut Prof. Notonegoro, keadilan yang disebutkan oleh Aristoteles perlu ditambah dengan keadilan legalitas atau keadilan hukum. Keadilan hukum boleh disebut keadilan undang-undang karena keadilan ini berpegang pada undang-undang atau aturan-aturan hukum yang berlaku. Seseorang yang melanggar aturan hukum atau undang-undang dikenai hukuman atau denda sesuai dengan aturan undang-undang atau hukum yang berlaku tersebut. Keadilan hukum ini memiliki tujuan untuk mengatur tatanan dalam masyarakat sedemikian rupa sehingga seseorang harus mengakui dan memberlakukan manusia sesamanya sesuai dengan martabatnya tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama, keturunan, jenis kelamin, maupun kedudukan sosial. Hal ini berarti seorang anggota masyarakat harus mengembangkan sikap saling mengasihi dan menghormati, tenggang rasa atau tepa selira dan tidak semena-mena terhadap anggota masyarakat yang lain. Dengan demikian dapat dikatakan tujuan keadilan hukum adalah keadilan sosial.
Plato mendefinisikan keadilan sebagai "the supreme virtue of the good state" (kebajikan tertinggi dari negara yang baik). Sebuah negara dapat diukur tingkat kebaikannya dari sudut bagaimana negara tersebut menjalankan keadilan dan menata masyarakatnya sehingga berlaku adil. Orang yang adil dikatakannya sebagai orang yang memiliki disiplin pribadi, di mana segala perasaan hatinya dikendalikan oleh akal sehat ("the self disciplined man whose passions are controled by reason").
Seorang filsuf dari Cina bernama Kong Hu Cu menuturkan keadilan sebagai, "Bila anak sebagai anak, ayah sebagai ayah, raja sebagai raja, masing- masing melaksanakan kewajibannya, maka itulah keadilan." Keadilan menurutnya ditunjukkan dari apakah seseorang berkarya atau bertindak sesuai dengan kemampuan, jabatan atau keadaannya.
Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat dipisahkan dari keadilan dan kejujuran. Manusia memiliki keinginan untuk berbuat adil, bersikap jujur, dan berusaha untuk tidak berbuat kecurangan karena keadilan itu telah tertanam di hati nurani manusia. Akan tetapi, karena dosa, hal tersebut merupakan keinginan manusia yang sering diabaikan. Bahkan manusia tidak mampu berbuat adil dan jujur seratus persen. Yang ada adalah kecurangan, tipu muslihat, pembalasan dendam, dan sikap tidak peduli terhadap sesama asalkan ia berjalan sesuai dengan keinginannya sendiri atau memperoleh keuntungan. Dengan demikian, terdapat kesenjangan antara keinginan untuk berbuat baik dan adil dengan kenyataan dalam tindakan perbuatan dalam hidupnya. Meskipun demikian, kesenjangan yang terjadi dapat pula menimbulkan daya kreativitas manusia, yakni daya atau kemampuan untuk menciptakan hasil-hasil seni, misalnya sastra, musik, drama, film, filsafat, dan sebagainya. Dengan demikian, dalam kehidupan manusia banyak dijumpai karya seni yang melukiskan keadilan, kejujuran, kecurangan, pemulihan nama baik, dan pembalasan. Karya tersebut menjadi peringatan dan pelajaran bagi manusia sehingga manusia menjadi manusiawi. Namun demikian, belenggu dosa menyebabkan manusia tidak mampu melakukan seperti apa yang dilihatnya.
B. Makna Keadilan
Keadilan menuntut suatu tindakan dan perbuatan yang tidak berat sebelah atau memihak salah satu pihak tertentu, serta memberikan hak dan kewajiban kepada setiap orang. Di samping itu, adil berarti mengetahui mana yang baik, mana yang benar, jujur dan bertindak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
Dalam masalah hukum, keadilan merupakan sesuatu yang pokok sehingga setiap orang harus merasakan keadilan, meskipun terdapat perbedaan-perbedaan tidak menjadi alasan bagi seseorang untuk tidak memperoleh keadilan.
Dari uraian tersebut dapat dirinci bahwa ciri atau sifat keadilan adalah
  • adil (just),
  • bersifat hukum (legal),
  • sah menurut hukum (lawful),
  • tidak memihak (impartiel),
  • sama hak (equal),
  • layak (fair),
  • wajar secara moral (equitable), dan
  • benar secara moral (righteous).
Berdasarkan ciri atau sifat keadilan tersebut, pengertian adil ternyata memiliki makna ganda yang perbedaan di antaranya relatif kecil. Hal tersebut sangat perlu dipahami dan diperhatikan apabila sifat adil itu akan diterapkan, misalnya pada cita-cita bangsa Indonesia yang ingin mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Memperjuangkan dan menegakkan keadilan merupakan kenyataan yang sulit diwujudkan. Namun, keadilan selalu didambakan oleh setiap manusia. Karena keadilan merupakan satu keseimbangan antara hak dan kewajiban. Pemberian sembako bagi orang miskin dapat menolong mereka dari kelaparan dalam jangka waktu beberapa hari, namun mereka akan kembali dalam keadaan semula sebagai orang miskin yang membutuhkan. Hal ini tidak dapat digolongkan menuju perlakuan adil karena keadilan/perlakuan adil bukan soal apa yang dapat diperbuat kepada orang lain, tetapi juga dengan apa keseluruhan ini dapat dirasakan sebagai suatu keadilan.
Pendidikan keadilan dalam suatu keluarga tentunya sangat menentukan pembentukan ke arah rasa kebersamaan dan sepenanggungan (solidaritas). Perasaan tidak mau tahu terhadap orang lain merupakan penyebab ketidakadilan dan solidaritas yang semakin menipis. Oleh karena itu, pendidikan tentang keadilan dalam keluarga harus ditekankan agar anggota keluarga memiliki rasa solidaritas yang tinggi.
Suatu bentuk keadilan akan semakin memudar pada kelompok masyarakat yang majemuk. Sebaliknya, akan lebih tebal pada masyarakat yang sederhana. Rasa adil juga merupakan tindakan untuk memperlakukan orang lain yang sedang menderita sama dengan diri sendiri. Konkretnya, rasa adil atau solidaritas tidak hanya merupakan cita-cita atau suatu hal yang idealis tetapi harus mewujudnyatakan dalam tindakan konkret.