Rabu, 22 Juni 2011

ILMU BUDAYA DASAR,TUGAS KELOMPOK (NTT) : RIA,YUNIAR,ACE

NUSA TENGGARA TIMUR

I.SEJARAH NTT

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dibentuk tahun 1958. Sebelumnya provinsi ini merupakan bagian dari provinsi Nusa Tenggara yang wilayahnya mencakup Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan NTT. Pembentukkan provinsi ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958.
Nenek moyang penghuni NTT beraneka ragam. Beberapa ahli memperkirakan bahwa nenek moyang orang NTT berasal dari ras Astromelanesoid. Hal ini dibuktikan dengan penemuan kerangka manusia yang diperkirakan berasal dari ras terebut dan berusia sekitar 3.500 tahun. Beberapa kerangka lain yang ditemukan memiliki ciri-ciri ras yang beraneka ragam, seperti dari ras Mongoloid, campuran antara Mongoloid dan Astromelanesoid, Eropoid, dan Negroid. Hal ini menunjukkan keanekaragaman penghuni pertama NTT.
Pada masa pra sejarah, penduduk hidup berpindah-pindah karena menggantungkan hidupnya pada perburuan binatang. Mereka berpindah mengikuti arah gerak binatang-binatang buruannya. Ketika bercocok tanam mulai menjadi cara hidup penduduk, mereka tidak sepenuhnya menetap. Kadang-kadang mereka berpindah-pindah yang biasanya disebabkan oleh kedatangan penduduk baru yang lebih kuat. Yang tersingkir biasanya pindah ke daerah pedalaman.
Kerajaan-kerajaan NTT diperkirakan eksis sekitar abad ke 3 Masehi. Perkiraan ini didasarkan pada data bahwa pada abad tersebut, banyak kapal-kapal pedagang antar pulau yang membeli kayu cendana dari Sumba dan Timor. Pada abad ke 7, Kerajaan-kerajaan di NTT sudah menjalin hubungan dagang dengan Cina. Mereka mengapalkan sendiri kayu cendana untuk dijual di Cina.
Pada tahun 1225, Timor telah mengirim utusannya ke Jawa. Berawal dari hubungan perdagangan, mereka menjalin hubungan politik. Ketika Patih Gajah Mada mencetuskan gagasan untuk menyatukan nusantara, wilayah NTT tidak luput dari perhatiannya. Satu demi satu kerajaan di wilayah NTT ditaklukan, seperti Flores, Alor, Pantar, Sumba, dan Timor. Akhirnya seluruh kerajaan di wilayah NTT tunduk terhadap Majapahit.
Pada abad ke 16, NTT mulai berhubungan dengan Portugis. Sejak Malak jatuh ke tangan Portugis tahun 1511, Portugis terus mencari daerah sumber rempah-rempah dan barang hasil alam lainnya, termasuk kayu cendana yang terdapat di NTT. Tahun 1561, Portugis mulai membangun kekuasaan kolonialnya di wilayah NTT. Pusat kekuasaannya ditetapkan di Solor dengan dibangunnya benteng pertahanan. Dari pulau inilah, Portugis melakukan berbagai kegiatanya di wilayah NTT.
Sementara itu, VOC yang menyadari pentingnya wilayah NTT bagi perdagangan, beruaha merebut Pulau Solor dari tanga Portugis. Tahun 1625 dan 1629, VOC melakukan penyerangan terhadap Portugis. Pada serangan ketiga tahun 1653, VOC berhasil merebut benteng Portugis di pulau tersebut. Pada tahun yang sama VOC berhasil merebut benteng Portugis di Kupang. Mereka kemudian memberi nama Fort Concordia bagi benteng tersebut dan kemudian dijadikan basis pertahanan dalam rangka menaklukkan raja-raja Timor.
Portugis yang tersingkir oleh VOC di NTT bagian barat, bertahan di Pulau Timor bagian timur. Wilayah ini sekarang menjadi Timor Leste, negara berdaulat yang terpisah dari Republik Indonesia pada akhir abad 21 ini. Sejak tahun 1701, Portugis menempatkan Antonio Coelho Guerrio sebagai gubernur untuk wilayah Timor dan Solor.
Sementara itu, di Kupang tahun 1756, Belanda berhasil mengikat 15 raja di daerah itu dalam suatu perjanjian. Namun, perjanjian tersebut ternyata tidak menghentikan perlawanan dari beberapa raja di pedalaman. Perlawanan yang dilakukan Raja Sonbai, misalnya, terjadi tahun 1780 pada saat perjanjian itu telah berlaku. Namu, semua perlawanan tersebut dapat diredam Belanda.
Pada tahun 1856, Belanda mengadakan perjanjian dengan Portugis yang dikenal dengan Traktat Timor. Isinya antara lain berupa pembagian wilayah antara kedua pemerintah kolonial tersebut. Tentunya perjanjian ini mengabaikan kekuasaan raja-raja setempat.
Setelah dibuatnya Traktat Timor, kedudukan Belanda di wilayah NTT semakin kuat. Belanda dapat memusatkan perhatiannya pada penumpasan gerakan perlawanan raja-raja setempat. Belanda berhasil menumpas berbagai perlawanan sehingga pada awal abad ke 20, Belanda telah sepenuhnya menguasai wilayah NTT. Wilayah NTT, dalam perkembangan selanjutnya merupakan suatu keresidenan, yang dinamakan Keresidenan Flores dengan pusat pemerintahan di Kupang.
Awal abad ke 20 merupakan permulaan bangkitnya gerakan kebangsaan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Terkait dengan perjuangan rakyat NTT untuk lepas dari kolonialisme, di Makasar berdiri Timorsch Verbond dan di Bandung berdiri Timorsch Jongeren. Di Kupang, berdiri Perserikatan Timor tahun 1925. Sedangkan organisasi keislaman yang pertama kali berdiri di Timor adalah Organisasi Bintang Timur.
Era penjajahan Belanda di NTT berakhir tanggal 19 Februari 1942. Ketika itu Jepang mendarat di pantai selatan Timor, besoknya berhasil menduduki Kupang. Setelah itu, NTT diatur dengan pemerintahan militer Jepang. Di era Jepang ini, rakyat NTT semakin menderita, harta benda penduduk banyak yang dirampas dan banyak laki-laki dewasa yag dijadikan romusha, semuanya untuk keperluan perang.
Keadaan ini berlangsung sampai Jepang keluar dari NTT karena kalah perang melawan Sekutu. NICA (Belanda) yang membonceng Sekutu langsung mengambil alih pemerintahan di NTT. Sistem pemerintahan Belanda kembali berdiri. Wilayah NTT disebut Keresidenan Timor yang terdiri dari tiga afdeling, yaitu, Timor dengan pulau-pulaunya, Sumba, dan Flores.
Penjajahan Belanda berakhir saat dibacakannya proklamai kemerdekaan Republik Indonesia. Pasca proklamasi, NTT termasuk ke dalam Negara (Boneka) Indonesia Timur (NIT). Namun ekistensi NIT tidak lama karena rakyat Indonesia tidak menghendakinya. Tahun 1950, NIT melebur dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pasca peleburan ke dalam NKRI, NTT termasuk ke dalam wilayah Provini Nusa Tenggara. Pada tanggal 14 Agustus 1958, Provini Nusa Tenggara dimekarkan menjadi tiga provinsi, yaitu Bali, NTB, dan NTT. Wilayah NTT meliputi daerah Flores, Sumba, dan Timor.




II.UNSUR KEBUDAYAAN NTT

1. Bahasa-bahasa yang ada di Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Timur memiliki cukup banyak bahasa yang tersebar pada pulau-pulau, yaitu antara lain:
1. Timor, Rote, sabu, dan pulau-pulau kecil disekitarnya.
Bahasanya menggunakan bahasa Kupang, Melayu Kupang, Dawan Amarasi, Helong rote, Sabu, Tetun, Bural.
2. Alor dan pulau-pulau sekitarnya.
Bahasanya menggunakan Tewo Kedebang, Blagar, Lamuan abui, Adeng,Katola,Taangla, Puji, Kolana, Kui, Pura Kang Samila, Kule, Aluru, Kayu Kaileso.
3. Flores dan pulau-pulau sekitarnya.
Bahasanya menggunakan Melayu, Laratuka, Lamaholot, Kedang, Krawe, Palue, Sikka, Lio, Lio Ende, Naga Keo, Ngada, Ramba, Ruteng, Manggarai, Bajo, Komodo.
4. Sumba dan pulau-pulau sekitarnya
bahasanya menggunakan Kambera, Wewewa, Anakalang, Lamboya, Mambro, Wanokaka, Loli, Kodi.


2. SENI NUSA TENGGARA TIMUR
Nusa Tenggara Timur kaya akan seni budaya yang beraneka ragam, hal ini dilatarbelakangi dari kebiasan masyarakat yang gemar menari dan sering diadakannya upacara adat.

I. Lagu Daerah
Lagu Daerah yang berasal dari Nusa Tenggara Timur diantaranya:
 Anak Kambing Saya
 Oras Loro Malirin
 Sonbilo
 Tebe Onana
 Ofalangga
 Do Hawu
 Bolelebo
 Lewo Ro Piring Sina
 Bengu Re Le Kaju
 Aku Retang
 Gaila Ruma Radha
 Desaku
 Flobamora
 Potong Bebek Angsa

II. Alat Musik Tradisional Nusa Tenggara Timur
Alat Musik Tiup



FOY DOA Kabupaten Ngada Flores yang beribukota Bajawa mempunyai banyak ragam kesenian daerah. antara lain musik Foy Doa.
Seberapa lama usia musik Foy Doa tidaklah diketahui dengan pasti karena tidak ada peninggalan- peninggalan yang dapat dipakai untuk mengukurnya. Foy Doa berarti suling berganda yang terbuat dari buluh/bamabu keil yang bergandeng dua atau lebih.
Mungkin musik ini biasanya digunakan oleh para muda-mudi dalam permainan rakyat di malam hari dengan membentuk lingkaran.
Sistem penalaan, Nada-nada yang diproduksi oleh musik Foy Doa adalah nada-nada tunggal dan nada-nada ganda atau dua suara, hak ini tergantung selera si pemain musik Foy Doa.
Bentuk syair, umumnya syair-syair dari nyanyian musik Foy Doa bertemakan kehidupan , sebagai contoh : Kami bhodha ngo kami bhodha ngongo ngangi rupu-rupu, go-tuka ate wi me menge, yang artinya kami harus rajin bekerja agar jangan kelaparan.
Cara Memainkan, Hembuskan angin dari mulut secara lembut ke lubang peniup, sementara itu jari-jari tangan kanan dan kiri menutup lubang suara.
Perkembangan Musik Foy Doa, Awal mulanya musik Foy Doa dimainkan seara sendiri, dan baru sekitar 1958 musisi di daerah setempat mulai memadukan dengan alat-alat musik lainya seperti : Sowito, Thobo, Foy Pai, Laba Dera, dan Laba Toka. Fungsi dari alat-alat musik tersebut di atas adalah sebagai pengiring musik Foy Doa.

________________________________________

FOY PAY Alat musik tiup dari bambu ini dahulunya berfungsi untuk mengiringi lagu-lagu tandak seperti halnya musik Foy Doa.
Dalam perkembangannya waditra ini selalu berpasangan dengan musik Foy Doa. Nada-nada yang diproduksi oleh Foy Pai : do, re, mi, fa, sol.

________________________________________

KNOBE KHABETAS Masyarakat Dawan peraya bahwa alat musik Knobe Kbetas telah ada sejak nenek moyang mereka berumah di gua-gua. Bentuk alat musik ini sama dengan busur panah. Cara memainkannya ialah, salah satu bagian ujung busur ditempelkan di antara bibir atas dan bibir bawah, dan kemudian udara dikeluarkan dari kerongkongan, sementara tali busur dipetik dengan jari. Meripakan kebiasaaan masyarakat dawan di pedesaan apabila pergi berook tanam atau mengembala hewan mereka selalu membawa alat-alat musik seperti Leku, Heo, Knobe Kbetas, Knobe Oh, dan Feku. Sambil mengawasi kebun atau mengawasi hewan-hewan, maka musik digunakan untuk melepas kesepian. Selain digunakan untuk hiburan pribadi, alat musik ini digunakan juga untuk upacara adat seperti, Napoitan Li'ana (anak umur 40), yaitu bayi yang baru dilahirkan tidak diperkenankan untuk keluar rumah sebelum 40 hari. Untuk menyonsong bayi tersebut keluar rumah setelah berumur 40 hari, maka diadakan pesta adat (Napoitan Li'ana).

________________________________________

KNOBE OH Nama alat musik yang terbuat dari kilit bambu dengan ukuran panjang lebih kurang 12,5 cm. ditengah-tengahnya sebagian dikerat menjadi belahan bambu yang memanjang (semacam lidah) sedemikian halusnya, sehingga dapat berfungsi sebagai vibrator (penggetar). Apabila pangkal ujungnya ditarik dengan untaian tali yang terkait erat pada pangkalujung terseut maka timbul bunyi melalui proses rongga mulut yang berfungsi sebagai resonator.

________________________________________
NUREN Alat musik ini terdapat di Solor Barat. Orang Talibura di Sikka Timur menyebut alat musik ini dengan nama Sason, apabula disebut seara puitis menjadi Sason Nuren. Secara etimologi Sason berarti jantan, dan Nuren berarti perempuan. Sason Nuren merupakan dua buha suling yang dimainkan oleh seorang sendirian, merupakan sebutan keramat, sakral, kesayangan, alat hiburan. Menurut cerita tua, seorang tokoh legendaris Solor Barat konon berkepala dua sekaligus memiliki rmulut dua. Orang Solor Barat menyebutnya dengan nama Edoreo sedangkan di bagian tengah Solor Barat menyebutnya dengan nama Labaama Kaha. Konon menurut erita ia pernah hidup 3-4 abad yang lalu. Konon menurut erita pula ia mampu meminkan Sason Nuren sekaligus, sehingga apabila sedang maminkan lat musik ini orang mengira ada dua pribadi yang sedang memainkan Sason Nuren. Menurut keperayaan penduduk setempat Sason Nuren merupakan suara para peri (nitun).

________________________________________
SUNDING
TONGKENG Nama alat musik tiup ini berhubungan dengan bentuk serta ara memainkannya, yaitu seruas bambu atau buluh yang panjangnya kira-kira 30 cm. Buku salah satu ujung jari dari ruas bambu dibiarkan. Lubang suara berjumlah 6 buah dan bmbu berbuku. Sebagian lubang peniutp dililitkan searik daun tala. Cara memainkan alat musik ini seperti memainkan flute. Karena posisi meniup yang tegak itu orang Manggarai menyebutnya Tongkeng, sedangkan sunding adalah suling., sehingga alat musik ini disebut dengan nama Sunding Tongkeng. Alat musik ini bisanya digunakan pada waktu malam hari sewaktu menjaga babi hutan di kebun. Memainkan alat musik ini tidak ada pantsngan, keuali lagu memanggil roh halus yaitu Ratu Dita

________________________________________

PRERE Alat bunyi-bunyian dari Manggarai ini terbuat dari seruas bambu keil sekeil pensil yang panjangnya kira-kira 15 cm. Buku ruas bagian bawah dibiarkan tertutup, tetapi bagian atasnya dipotong untuk tempat meniup. Buku ruaw bagian bawah dibelah untuk menyaluirkan udara tiupan mulut dari tabung bambu bagian atas, sekaligus bagian belahan bambu itu untuk melilit daun pandan sehingga menyerupai orong terompet yang berfungsi memperbesar suaranya. Alat musik ini selain digunakan untuk hiburan pribadi, juga digunakan untuk mengiringi musik gong gendang pada permainan penak silat rakyat setempat. Nada-nada yang dihasilkan adalah do dan re, sehingga nama alat ini disebut Prere.

________________________________________

SULING Umumnya seluruh kabupaten yang ada di NTT memiliki instrumen suling bambu, seperti di Sumba terdapat suling hidung. Namanya demikian karena suling ini ditiup dari hidung. Kalau di Kabupaten Belu terdapat orkes suling dengan jumlah pemain ( 40 orang. Orkes suling ini terdiri dari suling pembawa melodi (suling keil), dan suling pengiring yang berbentuk silinder yaitu, suling alto, tenor, dan bass. Suling pengiring ini terdiri dari 2 bambu yang berbentuk silinder yaitu, bambu peniup berukuran keil dan bambu pengatur nada berbentuk besar.
Suling melodi bernada 1 oktaf lebih, suling pengiring bernada 2 oktaf. Dengan demikian untuk meniptakan harmoni atau akord, maka suling alto bernada mi, tenor bernada sol, dan bass bernada do, atau suling alto bernada sol, tenor mi,dan dan bass bernada do.
Cara memainkan : suling sopran atau pembawa melodi seperti memainkan suling pada umumnya, dan suling pengiring sementar bambu peniup dibunyikan, maka bambu pengatur nada digerakkan turun dan naik, yaitu sesuai dengan nada yang dipilih. Keualui pada sulign bass, bambu peniup yang digerakkan turun dan naik.
Fungsi alat musik suling ini untuk menyambut tamu atau untuk memeriahkan hari-hari nasional.

________________________________________




Alat Musik Petik


GAMBUS Alat musik diperkirakan masuk ke Flores Timur sejak masuknya agama Islam sekitar abad 15. Alat musik ini terbuat dari kayu, kulit hewan, senar, dan paku halus. Alat musik petik ini merupakan instrumen berdawai ganda yaitu, setiap nada berdawai dua/double snar. Dawai pertama bernada do, dawai kedua bernada sol. Dan dawai ketiga bernada re, atau dawai pertama bernada sol, dawai kedua bernada re, dan dawai ketiga bernada la. Fungsi alat musik ini untuk mengiringi lagu-lagu padang pasir.

________________________________________

HEO Alat gesek (heo) terbuat dari kayu dan penggeseknya terbuat dari ekor kuda yang dirangkai menjadi satu ikatan yang diikat pada kayu penggesek yang berbentuk seperti busur (dalam istilah masyarakat Dawan ini terbuat dari usus kuskus yang telah dikeringkan). Alat ini mempunyai 4 dawai, dan masing-masing bernama :
- dawai 1 (paling bawah) Tain Mone, artinya tali laki-laki
- dawai 2 Tain Ana, artinya tali ana
- dawai 3 Tain Feto, artinya tali perempuan
- dawai 4 Tain Enf, artinya tali induk
Tali 1 bernada sol, tali 2 bernada re, tali tiga bernada la dan tali 4 bernada do.

________________________________________

LEKO BOKO/ BIJOL Alat musik petik ini terbuat dari labu hutan (wadah resonansi), kayu (bagian untuk merentangkn dawai), dan usus kuskus sebagai dawainya. Jumlah dawai sama dengan Heo yaitu 4, serta nama dawainya pun seperti yang ada pada Heo. Fungsi Leko dalam masyarakat Dawan untuk hiburan pribadi dan juga untuk pesta adat. Alat musik ini selalu berpasangan dengan heo dalam suatu pertunjukan, sehingga dimana ada heo, disitu ada Leko. Dalam penggabungan ini Lelo berperan sebagai pembei harmoni, sedangkan Heo berperan sebagi pembawa melodi atau kadang-kadang sebagai pengisi (Filter) Nyanyian-nyayian pada msyarkat Dawan umumnya berupa improvisasi dengan menuturkan tentang kejadian-kejadi an tang telah terjadi pda masa lampau maupun kejadian yang sedang terjadi (aktual).Dalam nyanyian ini sering disisipi dengan Koa (semaam musik rap). Koa ada dua macam yaitu, Koa bersyair dan Koa tak bersyair.

________________________________________

SOWITO Alat musik pukul dari bambu dari Kabupaten Ngada. Seruas bambu yang dicungkil kulitnya berukuran 2 cm yang kemudian diganjal dengan batangan kayu kecil. Cungkilan kulit bambu ini berfungsi sebagai dawai. Cara memainkan dipukul dengan sebatang kayu sebesar jari tangan yang panjangnya kurang dari 30 cm. Sertiap ruas bambu menghasilkn satu nada. Untuk keperluan penggiringan, alat musik ini dibuat beberapa buah sesuai kebutuhan.

________________________________________
REBA Alat musik ini berdawai tunggal ini, terbuat dari tempurung kelapa/labu hutan sebagai wadah resonansi yang ditutupi dengan kulit kambing yang ditengahnya telah dilubangi. Dawainya terbuat dari benang tenun asli yang telah digosok dengan lilin lebah. Penggeseknya terbuat dari sebilah bambu yang telah diikat dengan benang tenun yang juga telah digosok dengan lilin lebah.
Dalam pengembangannya alat ini dari jenis gesek menjadi alat musik petik, yang juga berdawai satu dimodifikasikan menjadi 12 dawai, serta dawainya pun diganti dengan senar plastik. Reba tiruan ini berfungsi untuk mengiringi lagu-lagu daerah populer.

________________________________________

MENDUT Alat musik petik/pukul dari bambu ini berasal dari Manggarai. Seruas bambu betung yang 1,5 tahun yang panjangnya kira-kira 40 m. Kedua ujung bambu dibiarkan, namun salah satunya dilubangi.
Cara pembuatannya, di tengah bambu dilubangi persegi empat dengan ukuran 5 x 4 m. Disamping kiri kanan lubang masing-masing dicungkil satu kulit bambu yang kemudian diganjal dengn batangan kayu hingga berfungsi sebagai dawai.
Cara memainkan alat musik ini adalah dengan dipetik atau dipukul-pukul dengan kayu kecil.

________________________________________

KETADU MARA Alat musik petik dua dawai yang biasa digunakan untuk menghibur diri dan juga sebagai sarana menggoda hati wanita. Alat musik ini dipercayai pula dapat mengajak cecak bernyanyi dan juga suaranya disenangi makluk halus.

________________________________________

SASANDO



Sasando Listrik Fungsi musik sasando gong dalam masyarakat pemiliknya sebagi alat musik pengiring tari, menghibur keluarga yang sedang berduka, menghibur keluarga yang sedang mengadakan pesta, dan sebagai hiburan pribadi. Sasando gong yang pentatonis ini mempunyai banyak ragam cara memainkannya, antara lain : Teo renda, Ofalangga, Feto boi, Batu matia, Basili, Lendo Ndao, Hela, Kaka musu, Tai Benu, Ronggeng, Dae muris, Te'o tonak.
Ragam-ragam tersebut sudah merupakan ragam yang baku, namun dengan sedikit perbedaan ini dikarenakan :
(a). Rote terdiri dalam 18 Nusak adat dan terbagi dalam 6 keamatan. Dengan sendirinya setiap nusak mempunyai gaya permainan yang berbeda-beda. (b). Perbedaan-perbendaan ini dipengaruhi oleh kemampuan musikalis dari masing-masing pemain sasando gong. (c). Belum adanya sistem notasi musik sasando gong yang baku.

Perkembangan Sansando
Sasando pada mulanya menggunakan tangga nada pentatonis. Diperkirakan akhir abad ke-18 sansando mengalami perkembangan sesuai tuntutn zaman, yaitu menggunakan tangga nada diatonis. Sasando diatonis khusunya berkembang di Kabupaten Kupang.
Jumlah dawai yang digunakan oleh sasando diatonis bervariasi yaitu, 24 dawai, 28 dawai, 30 dawai, 32 dawai, dan 34 dawai. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya yaitu kira-kira 1960 untuk pertam kalinya sasando menggunakan listrik. Ide ini datang dari seorang yang bernama Bapak edu Pah, yaitu salah seorang pakar pemain sasando di Nusa Tenggara Timur.


________________________________________



Alat Musik Bunyi-bunyian


KERONTANG Pada jaman lampau wilayah pulau komodo masih berhutan, karena itu masih banyak binatang buas perusak tanaman seperti Kera. Untuk mengusir binatang pengganggu tanaman, terciptalah alat musik ini. Alat musik bunyi-bunyian ini terbuat dari tiga belahan kayu bulat kering yang panjangnya 30 cm. Ketiga belahan kayu ini diletakkan di atas kaki pemain yang sedang duduk dan kemudian dipikul dengan batangan kayu sebesar jari tengah.

________________________________________
TATABUANG Di Tanalein alat musik ini disebut Leto, di Desa Lamanole Flores Timur disebut Tatabuang. Rupanya mirip dengan nama Totobuang alat musik dari Maluku. Kemungkinan besar alat musik ini dibawa oleh suku Kera (Keraf) dari Maluku. Sebutan Tatabuang hanya terdapat di Lemonale, dan di desa ini banyak terdapat orang suku Kera yang menyebut dalam sejarah pelayaran menggunakan perahu kora-kora. Terdapat sebuah erita bahwa asal muasal alat musik ini dari seorang anak yang selalu mau mengikuti orang tuanya ke kebun. Setiap hari sang anak selalu menangis, dan ini sangat mengganggu kepergian mereka kek kebun. Untuk mengatasinya sang ayah membuat alat musik ini untuk sang anak.
Di Lemonale permainan Tatabuang melalui dua cara, yaitu digantung seperti Leto dan yang lain diletakkan di atas pangkuan.
Tatabuang dibuat dari batangan kayu Sukun yang digantung berbentuk bulat dan hati dari kayu tersebut dikeluarkan. Tatabuang yang digantung bernama Letor di Sikka dan yang dipangku bernama Preson di Wulanggintang.


________________________________________

THOBO Alat musik tumbuk dari bambu ini berasal Kabupaten Ngada. Seruas Bambu betung yang buku bagian bawahnya dibiarkan, sedangkan bagian atasnya dilubangi. Ara memainkannya ditumbuk ke lantai atau tanah (seperti menumbuk padi). Alat musik ini berfungsi sebagai bass dalam mengiringi musik Foy doa.


________________________________________
GONG
Gong merupakan alat musik yang umum terdapat pada masyarakat Nusa Tenggara Timur yang terbuat dari tembaga, kuningan, atau dari besi. Biasanya digunakan untuk berbagai tujuan, misalnya untuk pesta adat, mengiringi tarian dalam penerimaan tamu dan sebagainya.
Perbedaan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain antara lain jumlah gong , ukurannya, cara memainkannya, serta penglarasnya. Khusus penglaras umunya berkisar pada laras pelog dan slendro.

Nama-nama gong pada masing-masing daerah tidak sama, untuk jelas lihat ontoh berikut :

a. Gong Sumba Barat
Kelompok pertama yang terdiri dari 4 buah gong kecil (katala meduk) dengan urutan pemukulan sebagai berikut :
Mamaalu/gong pertama yaitu gong yang ditabuh/dibunyikan paling pertama, Pahimangu/gong kedua yaitu gong yang dibunyikan setelah mamaulu berbunyi, Pahelungu/gong ketiga yaitu gong yang dibunyikan dengan kecepatan dua kali lebih epat dari gong yang terdahulu, Kabokang/gong keempat yaitu gong yang dibunyikn sama epatnya dengan gong ketiga dan saling mengisi sehingga terdengar bunyi yang harmonis.

Kelompok kedua yang terdiri dari dua gong besar, yang dalam bahasa Anakalang disebut Katalla bakul, namun ada juga menyebut dengan nama Gasa. Katalla Bakul atau Gasa dibunyikan seara berganti-ganti untuk mengimbangi keempat gong di atas (kelompok pertama).

b. Gong Sabu

Nama-nama gong sesuai dengan cara menabuhnya, ontoh gong pengiring tari Ledo Hawu :
Leko yaitu dua buah gong yang mula-mula ditabuh seara bergantian, Didale ae, Didala Iki, dan Gaha yaitu tiga buah gong yang berukuran agak besar (gong bass) yang juga ditabuh secara bergantian, Wo Peibho Abho yaitu dua buah gong yang ditabuh sebagai pengiring gong Leko, Wo Paheli yaitu dua buah gong yang ditabuh sebagai pengiring Leko dan We Peibho Abho.


c. Gong Alor

Nama-nama gong :
- Kingkang yaitu dua buah gong kecil.
- Dung-dung/kong-kong yaitu dua buah gong sedang.
- Posa yaitu tiga buah gong besar.

d. Gong Ngada

Gong Ngada terdiri dari lima buah dan umumnya berukuran kecil. Nama-nama gong :
- Doa yaitu dua buah gong yang dimainkan seara silih berganti.
- Dhere yaitu terdiri dari satu gong
- Uto-uto yang juga hanya satu gong
- Wela yaitu gong yang paling tingi suaranya.


e. Gong Dawan

Gong Dawan yang dimaksudkan di sini adalah dari Amanuban tepatnya di Desa Nusa Timor Tengah Selatan. Gong yang digunakan umumnya berjumlah 6 buah. Nama-nama gong :
Tetun yaitu dua buah gong keil, namun apabila dari kedua gong ini hanya dibunyikan salah satunya maka namnya berubah menjadi Toluk, Ote' yaitu dua buah gong sedang. Kedua gong ini dibunyikan dengan penuh perasaan, Kbolo' yaitu dua buah gong besar yang dimainkan dengan tidak terlalu cepat.

III. Upacara Adat di Nusa Tenggara Timur
Upacara Adat Reba dari NTT ini merupakan upacara adat yang bertujuan untuk memberikan penghormatan dan juga ucapan rasa terima kasih kepada jasa para leluhur. Upacara ini biasanya selalu diadakan setiap tahun baru tepatnya di bulan Januari atau Februari dengan hidangan utama berupa ubi. Selama upacara adat Reba juga di iringi dengan tarian dengan penari menggenggam pedang panjang (sau) dan tongkat warna-warni yang di bagian ujungnya dihiasi bulu kambing warna putih (tuba). Upacara adat tradisional Reba ini biasanya diselenggarakan selama tiga sampai empat hari.

IV. Kerajinan Tangan Nussa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur memiliki begitu banyak macam kerajinan tangan mulai dari patung kayu, perhiasan perak, sarong ikat, sampai tenunan kotak dari bambu dan tulang.
 Moko dari Alor
Moko adalah kerajinan tangan dari bahan perunggu yang menggambarkan keunikan cara perdagangan masyarakat pada masa lalu di pulau Alor.
 Sarong Unik dari Sumba
Sarong ini memiliki keunikan yaitu melukiskan cerita tentang keanekaragaman tradisi kehidupan di pulau ini. Keunikan lain sarong ini yaitu memiliki kemiripan dengan lukisan tembok yang ditemukan dalam Piramida Mesir kuno.
 Gading dari Flores
Di Flores, Gading digunakan untuk acara adat sebagai harga perkawinan, dan perlu diketahui tidak pernah ditemukan atau tercatat pernah hidup gajah di pulau Flores ini.


3.MATA PENCARIAN PENDUDUK NUSA TENGGARA TIMUR
Sebagian besar wilayah Nusa tenggara Timur tidak memiliki tanah yang subur, miskin sumber alam, dan iklimnya amat kering. NTT merupakan provinsi terkering di Indonesia. Tapi bukan berarti wilayah NTT tidak punya potensi ekonomi yang memadai. Sebagian warga NTT mengolah tanaman perkebunan dan tanaman komersial seperti cabe, kopi, kakao,dan mete yang hasilnya dijual ke pedagang perantara setempat atau dari luar pulau. Selain itu penduduk NT juga banyak yang beternak, terutama sapi dan kerbau, serta kerajinan tenun ikat dan ukiran. Usaha-usaha itu umumnya dilakukan dalam skala kecil dan menengah(UKM). Di Kupang umumnya bergerak di sektor manufaktur, yakni meubel, kerajinan perak, alat musik,tenun ikat, dan batako. Sementara Pulau Ende menjadikan jambu mete, kakao, dan tenun ikat sebagai komoditi [rimadona.
4. Sistem agama
Propinsi Nusa Tenggara Timur didominir oleh Agama Kristen (Katholik dan Protestan) dan sebagian Agama Islam. Perkembangan Agama Katholik di sebarkan oleh Bangsa Portugis dan Agama Kristen Protestan di sebarkan oleh Bangsa Belanda. Penyebaran Agama Islam masuk ke Nusa Tenggara Timur melalui pedagang dari Ternate menyebarkan Agama Islam melalui kabupaten Alor. Untuk wilayah Sumba melalui Nusa Tenggara Barat dan dari Pulau Flores melalui Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat. Sedangkan untuk Agama Hindu dan Budha penyebarannya melalui pendatang yang melaksanakan tugas di Nusa Tenggara Timur.
Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.
Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin religare, yang berarti "menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:
..... sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.
Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau "5 rukun Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga memengaruhi kesenian.
* Agama Samawi
Tiga agama besar, Yahudi, Kristen dan Islam, sering dikelompokkan sebagai atau agama Abrahamik. Ketiga agama tersebut memiliki sejumlah tradisi yang sama namun juga perbedaan-perbedaan yang mendasar.

5.ORGANISASI SOSIAL
Kebudayaan didaerah Timur Tengah dan Afrika Utara saat ini kebanyakan sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma agama Islam, meskipun tidak hanya agama Islam yang berkembang di daerah ini.
Banyak yayasan dan organisasi sosial di Belanda yang punya proyek bantuan di Indonesia. Tapi tidak banyak yang aktif di Indonesia Timur.
Salah satu adalah 'Cabrejou Foundation' (baca : Kabresyu) yang membantu rumah sakit di Melolo, di Sumba NTT. Janneke Slingerland mendirikan 'Cabrejou Foundation' di Apeldoorn Belanda Timur bulan Januari 2007.
Janneke Slingerland dan suaminya sudah lama punya hubungan erat dengan Indonesia. Mereka sudah lama ingin sekali berbuat sesuatu bagi Indonesia. Musim panas 2006 mereka bertemu dengan dr Lely Harakai di rumah sakit Melolo di pulau Sumba NTT. Rumah sakit tersebut membutuhkan bantuan yang bisa dibantu dari Belanda. Itu tentunya membutuhkan uang, baik lewat sponsor atau subsidi.
*Ikatan batin
Hampir 30 tahun lalu, Janneke Slingerland dan suaminya tinggal di Indonesia, tepatnya di Malang Jawa Timur. Suatu hari ia ikut dengan ibu Boersma yang mengunjungi suami yang bekerja di Sumba. Itulah pertama kali Janneke Slingerland mengunjungi rumah sakit di Sumba
Janneke Slingerland : "Dalam prakteknya yayasan Cabrejou tidak menawarkan sesuatu. Yayasan Cabrejou sebaliknya menanyakan apa yang diperlukan. Kami berusaha mencari solusinya. Menurut dokter Lely Harakai, rumah sakit baru saja mendapat aliran listrik. Ini berarti, rumah sakit bisa meningkatkan kegiatannya. Tapi sarananya terbatas."
*Dapur
Dr Lely Harakai ingin sekali memiliki tempat untuk mempersiapkan makanan bagi pasien. Kebanyakan pasien rumah sakit di Melolo berasal dari daerah pegunungan yang jauh letaknya. Di Indonesia banyak pasien tidak mendapat makanan dari rumah sakit. Mereka mendapat makanan yang dibawa sendiri oleh keluarga.
Janneke Slingerland : "Keluarga pasien berasal dari tempat yang jauh, mereka tidak bisa mengurus anggota keluarga yang sakit. Kebanyakan mereka memasak makanan di halaman rumah sakit. Dr Lely Harakai mengeluh, pihak rumah sakit tidak bisa memberi makan kepada pasien yang sakit. Yayasan Cabrejou kemudian mendirikan dapur untuk rumah sakit di Melolo."
Untuk pasien yang membutuhkan dieet dan untuk menyediakan makanan yang sehat, rumah sakit memerlukan peralatan khusus. Juga diperlukan seorang pakar gizi. Untung saja yayasan Cabrejou bisa membantu.
*Efek domino
Dalam prakteknya, langkah pertama biasanya secara otomatis di-ikuti dengan langkah-langkah berikutnya. Yayasan Cabrejou sudah mulai dengan proyek baru. Mendirikan sekolah dasar di daerah pegunungan di pulau Sumba. Yayasan Cabrejou mendapat bantuan dari Yayasan Wilde Ganzen.
Organisasi bantuan sosial ini melipat-gandakan donasi yang kami Yayasan Cabrejou. Anak-anak sekolah harus berjalan jauh lebih dari satu jam menuju ke sekolah, lewat wilayah yang berbatu-batu, terjal dan menyebrang sungai. Akibatnya, anak-anak tidak selalu bisa kesekolah setiap hari. Yayasan Cabrejou mendirikan cabang sekolah di pegunungan dekat tempat tinggal anak-anak itu.
Janneke Slingerland : "Yayasan Cabrejou punya donatur tetap. Selain banyak melakukan kegiatan sendiri Cabrejou juga mencari sumbangan. Mislanya dari Organisasi Sosial Wilde Ganzen, Yayasan Speijkman dan sebagainya. Yayasan Cabrejou terus aktif mengumpulkan dana supaya bisa menyusun proyek baru."




6.TEKNOLOGI
Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan.
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
alat-alat produktif
senjata
wadah
alat-alat menyalakan api
makanan
pakaian
tempat berlindung dan perumahan
alat-alat transportasi
6.1 Mobile Learning System.
Penjelasan: Teknologi ini digunakan untuk saling berkomunikasi dalam jarak jauh melalui tampilan hologram. Jadi kita bisa berbicara sambil melihat lawan bicara kita tanpa harus bertemu lebih dahulu.
Masa Dulu: Teknologi yang sama seperti ini dulu tidak ada. Cara paling mudah untuk berbicara dengan orang lain adalah dengan menggunakan telepon. Entah dengan telepon rumah biasa ataupun dengan handphone. Kitapun tidak bisa melihat lawan bicara kita.
Masa Sekarang: Teknologi yang ada pada di masa sekarang adalah 3G. Teknologi terbaru ini memungkinkan kita untuk berbicara sambil melihat lawan bicara kita melalui tampilan di layar handphone kita. Walaupun tidak semulus dan selancar dengan teknologi masa depan, namun setidaknya kita bisa melihat lawan bicara kita.
6.2 E-Commerce and Delivering System
Penjelasan: Teknologi ini digunakan untuk bertransaksi secara digital. Teknologi ini memudahkan kita untuk membeli dan memesan barang. Kita dapat lansung memilih barang yang kita mau melalui tampilan di layar yang mempunyai fungsi touchscreen, sehingga kita tinggal memilih dan meng-klik gambar dari barang yang kita inginkan. Begitu pula dengan sistem pengirimannya.
Masa Dulu : Teknologi seperti ini tidak ada pada masa dahulu. Pada masa terdahulu, kita harus datang ke toko dan memilih-milih barang yang kita mau di toko tersebut tidak secara digital. Kita tidak disediakan daftar barang-barang yang bisa kita beli, tetapi kita diharuskan melihat-lihat terlebih dahulu secara nyata dan menanyakan harga dan lain-lain. Cukup merepotkan. Untuk sistem pengirimannya pun harus mengurus proses yang cukup sulit dan memakan waktu lama.
Masa Sekarang: Sekarang ini teknologi yang ada disebut dengan online shopping. Jadi kita bisa membeli dan memesan barang secara online (dengan fasilitas internet) dari belahan dunia manapun. Kita tinggal memilih barang yang kita mau, mentransfer uangnya, dan kemudian langsung dikirimkan. Semua hal itu kita lakukan dari komputer yang ada di rumah.
6.3 Mobile Town Monitoring System
Penjelasan: teknologi ini memudahkan kita untuk melihat tempat-tempat yang ada di kota. Dari tempat makan sampai tempat-tempat yang ramai dikunjungi orang. Kita bisa mengecek apakah tempat tersebut sedang penuh atau tidak. Jadi kurang lebih alat ini bisa membantu kita untuk mengawasi kegiatan yang ada di seputar kota atau tempat khusus.
Masa Dulu: Kita tidak mempunyai teknologi yang menjadi acuan teknologi tersebut. Hal yang paling mungkin kita lakukan adalah menelepon tempat tersebut untuk menanyakan apakah tempat tersebut penuh atau tidak. Dan kita juga tidak bisa mengawasi tempat-tempat lainnya.
Masa Sekarang: Sekarang kita mempunyai teknologi yang disebut dengan GPS. Teknologi ini memungkinkan kita untuk mengecek jalan di suatu kota ataupun negara. Untuk mengawasi tempat-tempat khusus lainnya, ada yang dinamakan dengan online map. Jadi kita bisa memantau suatu tempat dengan map tersebut.
6.4 Mobile Virtual Laboratory
Penjelasan: Teknologi ini digunakan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang bekerja di bidang science. Alat ini juga memungkinkan kita untuk mengirimkan objek secara hologram untuk bahan penelitian sambil berbicara dengan orang yang kita inginkan. Jadi semacam labartorium digital kecil yang bisa dibawa kemana-mana.
Masa Dulu: Teknologi ini pada dulunya hanya menggunakan gambar atau foto dan benda-benda aslinya melalui cara-cara pengiriman yang umum. Tidak bisa langsung berbicara dan membahas tentang suatu hal.
Masa Sekarang: Teknologi di masa sekarang memungkinkan kita untuk bertukar info menggunakan jaringan internet ataupun 3G untuk memperlihatkan objek-objek yang bisa kita teliti. Tetapi tidak sebagus Mobile Virtual Laboratory tersebut.
6.5 Bus On Demand System
Penjelasan: Teknologi ini digunakan untuk memudahkan kita mengatur jadwal bus yang akan kita tumpangi. Kita bisa memanggil bus kapanpun kita mau sesuai jadwal yang kita inginkan.
Masa Dulu: Kita tidak bisa mengatur ataupun memanggil bus sesuai kemauan kita. Kita harus menunggu mereka untuk lewat baru kemudian kita naiki.
Masa Sekarang: Kita bisa menggunakan jadwal teratur yang sudah disediakan oleh pihak busnya sendiri untuk menaikinya. Tapi hanya bus-bus tertentu saja. Selain itu, sekarang ini ada yang namanya Bus Way. Teknologi transportasi baru yang memungkinkan kita untuk menaiki bus secara nyaman dan teratur dengan sistem tiket dan halte-halte khusus dan juga jalan bebas hambatan.
* Penjelasan Teknologi Terkait dengan Sumber
Penemuan teknologi dimulai sejak lebih dari satu abad yang lalu. Teknologi berkembang dari riset ilmiah yang dilakukan banyak ilmuan. Dewasa ini penemuan tehnologi banyak dilakukan oleh tim riset dari beberapa organisasi bisnis, universitas-universitas dan organisasi nirlaba. Setiap teknologi baru biasanya menggantikan teknologi yang sudah tua.Penemuan di bidang teknologi dapat memberikan kemudahan-kemudahan bagi kita, misalnya dalam melakukan pertukaran informasi, transaksi maupun transportasi. Perkembangan teknologi juga meningkatkan standar hidup manusia, meningkatkan mutu informasi, hiburan dan pendidikan. Namun penemuan baru di bidang teknologi juga dapat menimbulkan ketimpangan atau akibat buruk dan membahayakan masyarakat, misalnya penggunaan peluru kendali nuklir, gas syaraf dan senapan mesin, pengangguran, polusi dan kemacetan lalu lintas sebagai dampak penggunaan teknologi transportasi cepat dan bahaya kesehatan lainnya.Telekomunikasi merupakan salah satu hasil teknologi. Pada awalnya orang melakukan komunikasi verbal dengan cara berteriak satu sama lain. Tapi hal inimenghasilkan komunikasi yang buruk untuk jarak lebih dari 2 mil. Kondisi ini lalu mendorong dikembangkannya teknologi komunikasi yakni telpon. Pesawat telpon telah lama dikenal sebagai salah satu sarana telekomunikasi yang sangat berguna dan merupakan alat komunikasi pertama dalam sejarah perkembangan telekomunikasi.Perkembangan teknologi informasi dalam hal ini teknologi transformasi data juga telah demikian pesatnya, sehingga dapat memberikan kontribusi yang sangat berarti terhadap pelaksanaan aktifitas manusia untuk berkomunikasi dari segala penjuru dunia. Berkembangnya teknologi transformasi data yang diiringi dengan perkembangan teknologi komputer baik software dan hardware telah berhasil mewujudkan suatu bentuk jaringan komputer terpadu yang bersifat global. Salah satu jaringan global yang sangat pesat perkembangannya adalah jaringan internet. Internet sebagai hasil dari teknologi komunikasi atau informasi sudah menjadi komoditi penting dalam kehidupan masa kini. Selain sebagai sarana informasi dan komunikasi internet kini mulai dimanfaatkan oleh kalangan dunia usaha sebagai media promosi, bahkan dapat melakukan kegiatan jual beli melalui internet.Kemampuan-kemampuan yang ditawarkan teknologi komunikasi misalnya dapat memberikan kenyamanan bagi kelangsungan transaksi bisnis. Dalam bidang pendidikan, kemajuan teknologi komunikasi dan informasi telah memberikan kesempatan yang amat luas bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan. Dengan teknologi komunikasi dan informasi memungkinkan orang belajar dengan sistem jarak jauh atau belajar dengan bantuan komputer.Akibat dari kemajuan teknologi komunikasi, lingkungan Internasional telah banyak berubah dalam dua dasa warsa terakhir. Ekonomi dunia telah menjadi global. Perdangangan dan investasi dunia tumbuh dengan cepat sehingga masyarakat umum maupun pelaku bisnis berusaha mancari peluang baru dan mengakses informasi dari negara-negara lain dan tidak ada batas menembus budaya bangsa dan negara tersebut.Adanya kemajuan globalisasi khususnya dibidang perekonomian dewasa ini mendorong pertumbuhan di sektor jasa. Banyak peluang bisnis yang muncul dari sektor ini, demikian pula halnya kesempatan kerja yang semakin luas. Di Indonesia banyak perusahaan-perusahaan atau instansi berdiri di sektor jasa, salah satunya adalah jasa warnet atau lebih dikenal warnet, yang salah satu fungsinya adalah mensosialisasikan kemajuan teknologi ini.Di Malang khususnya banyak warnet yang telah berdiri, kesemuanya menawarkan nilai dan fasilitas yang lebih guna menarik calon pelanggan. Namun disadari bersama bahwasanya di dalam pemasaran terdapat bauran pemasaran yang terdiri dari 4 P yaitu product, price, place dan promotion. Product bukanlah sekedar barang atau jasa yang dibuat, dirancang dan ditawarkan untuk dijual saja, akan tetapi mencakup semua layanan yang menyertai produk tersebut, price yaitu biaya atau sesuatu uang dikeluarkan pembeli untuk mendapatkan produk atau jasa yang diinginkan dan distribusi atau place, dalam hal ini dipastikan bahwa produk atau jasa tersedia pada saat dan pada tempat produk atau jasa tersebut diinginkan. Pemasar memiliki banyak cara untuk menyampaikan produk atau jasa kepada konsumen. Lalu promotion, digunakan untuk menjelaskan keseluruhan kegiatan komunikasi penjualan dan bersifat memberi informasi pada konsumen.Strategi yang telah disebutkan di atas, diterapkan dari sudut pandang produsen dalam hal ini yaitu pengelola warnet. Penting sekali pengelola warnet menerapkan keempat hal tersebut diatas namun alangkah lebih baik jika pengelola juga memperhatikan 4 C-nya calon konsumen/pelanggan yaitu Customer Solution, Cost, Convinience dan Communication, karena didalam 4 C tersebut mencakup apa saja yang diinginkan atau kebutuhan calon konsumen itu sendiri.Warung internet “Planet Digital” adalah salah satu dari sekian banyak warnet yang telah ada di Malang. Warnet “Planet Digital” walaupun masih tergolong muda usianya namun membuktikan telah mampu menarik pelanggannya. Untuk mengetahui perilaku konsumen yang berkaitan dengan konsep 4 C, maka dilakukan penelitian mengenai konsumen dalam hal ini yaitu penguna jasa warnet “Planet Digital“ di kelurahan Sumbersari Malang.


7.Sistem ilmu dan pengetahuan
Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error).
Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:
pengetahuan tentang alam
pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya
pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia
pengetahuan tentang ruang dan waktu
7.1 Perubahan sosial budaya
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perubahan sosial budaya
Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan asing.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat.
Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Ada tiga faktor yang dapat memengaruhi perubahan sosial:
tekanan kerja dalam masyarakat
keefektifan komunikasi
perubahan lingkungan alam.
Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.
7.2 Penetrasi kebudayaan
Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia[rujukan?]. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis.
Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat.
Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia.

7.3 Kebudayaan sebagai peradaban
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya.
Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari "alam". Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.
Artefak tentang "kebudayaan tingkat tinggi" (High Culture) oleh Edgar Degas.
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang "elit" seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas.
Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".

Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human nature)
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan "tidak alami" yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia.
Dalam hal ini, musik tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja) dianggap mengekspresikan "jalan hidup yang alami" (natural way of life), dan musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.
Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap "tidak elit" dan "kebudayaan elit" adalah sama - masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan.
Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture) atau pop kultur, yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang.
7.4 Kebudayaan sebagai "sudut pandang umum"
Selama Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme - seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria - mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam "sudut pandang umum".
Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara "berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau kebudayaan "primitif."
Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.
Pada tahun 50-an, subkebudayaan - kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari kebudayaan induknya - mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahaan - perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau tempat bekerja.

7.5 Kebudayaan sebagai mekanisme stabilisasi
Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.
Kebudayaan di antara masyarakat
Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender,
Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.
Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilasi kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.
Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.

ILMU BUDAYA DASAR,TUGAS KELOMPOK (NTT) : RIA,YUNIAR,ACE

NUSA TENGGARA TIMUR

I.SEJARAH NTT

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dibentuk tahun 1958. Sebelumnya provinsi ini merupakan bagian dari provinsi Nusa Tenggara yang wilayahnya mencakup Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan NTT. Pembentukkan provinsi ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958.
Nenek moyang penghuni NTT beraneka ragam. Beberapa ahli memperkirakan bahwa nenek moyang orang NTT berasal dari ras Astromelanesoid. Hal ini dibuktikan dengan penemuan kerangka manusia yang diperkirakan berasal dari ras terebut dan berusia sekitar 3.500 tahun. Beberapa kerangka lain yang ditemukan memiliki ciri-ciri ras yang beraneka ragam, seperti dari ras Mongoloid, campuran antara Mongoloid dan Astromelanesoid, Eropoid, dan Negroid. Hal ini menunjukkan keanekaragaman penghuni pertama NTT.
Pada masa pra sejarah, penduduk hidup berpindah-pindah karena menggantungkan hidupnya pada perburuan binatang. Mereka berpindah mengikuti arah gerak binatang-binatang buruannya. Ketika bercocok tanam mulai menjadi cara hidup penduduk, mereka tidak sepenuhnya menetap. Kadang-kadang mereka berpindah-pindah yang biasanya disebabkan oleh kedatangan penduduk baru yang lebih kuat. Yang tersingkir biasanya pindah ke daerah pedalaman.
Kerajaan-kerajaan NTT diperkirakan eksis sekitar abad ke 3 Masehi. Perkiraan ini didasarkan pada data bahwa pada abad tersebut, banyak kapal-kapal pedagang antar pulau yang membeli kayu cendana dari Sumba dan Timor. Pada abad ke 7, Kerajaan-kerajaan di NTT sudah menjalin hubungan dagang dengan Cina. Mereka mengapalkan sendiri kayu cendana untuk dijual di Cina.
Pada tahun 1225, Timor telah mengirim utusannya ke Jawa. Berawal dari hubungan perdagangan, mereka menjalin hubungan politik. Ketika Patih Gajah Mada mencetuskan gagasan untuk menyatukan nusantara, wilayah NTT tidak luput dari perhatiannya. Satu demi satu kerajaan di wilayah NTT ditaklukan, seperti Flores, Alor, Pantar, Sumba, dan Timor. Akhirnya seluruh kerajaan di wilayah NTT tunduk terhadap Majapahit.
Pada abad ke 16, NTT mulai berhubungan dengan Portugis. Sejak Malak jatuh ke tangan Portugis tahun 1511, Portugis terus mencari daerah sumber rempah-rempah dan barang hasil alam lainnya, termasuk kayu cendana yang terdapat di NTT. Tahun 1561, Portugis mulai membangun kekuasaan kolonialnya di wilayah NTT. Pusat kekuasaannya ditetapkan di Solor dengan dibangunnya benteng pertahanan. Dari pulau inilah, Portugis melakukan berbagai kegiatanya di wilayah NTT.
Sementara itu, VOC yang menyadari pentingnya wilayah NTT bagi perdagangan, beruaha merebut Pulau Solor dari tanga Portugis. Tahun 1625 dan 1629, VOC melakukan penyerangan terhadap Portugis. Pada serangan ketiga tahun 1653, VOC berhasil merebut benteng Portugis di pulau tersebut. Pada tahun yang sama VOC berhasil merebut benteng Portugis di Kupang. Mereka kemudian memberi nama Fort Concordia bagi benteng tersebut dan kemudian dijadikan basis pertahanan dalam rangka menaklukkan raja-raja Timor.
Portugis yang tersingkir oleh VOC di NTT bagian barat, bertahan di Pulau Timor bagian timur. Wilayah ini sekarang menjadi Timor Leste, negara berdaulat yang terpisah dari Republik Indonesia pada akhir abad 21 ini. Sejak tahun 1701, Portugis menempatkan Antonio Coelho Guerrio sebagai gubernur untuk wilayah Timor dan Solor.
Sementara itu, di Kupang tahun 1756, Belanda berhasil mengikat 15 raja di daerah itu dalam suatu perjanjian. Namun, perjanjian tersebut ternyata tidak menghentikan perlawanan dari beberapa raja di pedalaman. Perlawanan yang dilakukan Raja Sonbai, misalnya, terjadi tahun 1780 pada saat perjanjian itu telah berlaku. Namu, semua perlawanan tersebut dapat diredam Belanda.
Pada tahun 1856, Belanda mengadakan perjanjian dengan Portugis yang dikenal dengan Traktat Timor. Isinya antara lain berupa pembagian wilayah antara kedua pemerintah kolonial tersebut. Tentunya perjanjian ini mengabaikan kekuasaan raja-raja setempat.
Setelah dibuatnya Traktat Timor, kedudukan Belanda di wilayah NTT semakin kuat. Belanda dapat memusatkan perhatiannya pada penumpasan gerakan perlawanan raja-raja setempat. Belanda berhasil menumpas berbagai perlawanan sehingga pada awal abad ke 20, Belanda telah sepenuhnya menguasai wilayah NTT. Wilayah NTT, dalam perkembangan selanjutnya merupakan suatu keresidenan, yang dinamakan Keresidenan Flores dengan pusat pemerintahan di Kupang.
Awal abad ke 20 merupakan permulaan bangkitnya gerakan kebangsaan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Terkait dengan perjuangan rakyat NTT untuk lepas dari kolonialisme, di Makasar berdiri Timorsch Verbond dan di Bandung berdiri Timorsch Jongeren. Di Kupang, berdiri Perserikatan Timor tahun 1925. Sedangkan organisasi keislaman yang pertama kali berdiri di Timor adalah Organisasi Bintang Timur.
Era penjajahan Belanda di NTT berakhir tanggal 19 Februari 1942. Ketika itu Jepang mendarat di pantai selatan Timor, besoknya berhasil menduduki Kupang. Setelah itu, NTT diatur dengan pemerintahan militer Jepang. Di era Jepang ini, rakyat NTT semakin menderita, harta benda penduduk banyak yang dirampas dan banyak laki-laki dewasa yag dijadikan romusha, semuanya untuk keperluan perang.
Keadaan ini berlangsung sampai Jepang keluar dari NTT karena kalah perang melawan Sekutu. NICA (Belanda) yang membonceng Sekutu langsung mengambil alih pemerintahan di NTT. Sistem pemerintahan Belanda kembali berdiri. Wilayah NTT disebut Keresidenan Timor yang terdiri dari tiga afdeling, yaitu, Timor dengan pulau-pulaunya, Sumba, dan Flores.
Penjajahan Belanda berakhir saat dibacakannya proklamai kemerdekaan Republik Indonesia. Pasca proklamasi, NTT termasuk ke dalam Negara (Boneka) Indonesia Timur (NIT). Namun ekistensi NIT tidak lama karena rakyat Indonesia tidak menghendakinya. Tahun 1950, NIT melebur dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pasca peleburan ke dalam NKRI, NTT termasuk ke dalam wilayah Provini Nusa Tenggara. Pada tanggal 14 Agustus 1958, Provini Nusa Tenggara dimekarkan menjadi tiga provinsi, yaitu Bali, NTB, dan NTT. Wilayah NTT meliputi daerah Flores, Sumba, dan Timor.




II.UNSUR KEBUDAYAAN NTT

1. Bahasa-bahasa yang ada di Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Timur memiliki cukup banyak bahasa yang tersebar pada pulau-pulau, yaitu antara lain:
1. Timor, Rote, sabu, dan pulau-pulau kecil disekitarnya.
Bahasanya menggunakan bahasa Kupang, Melayu Kupang, Dawan Amarasi, Helong rote, Sabu, Tetun, Bural.
2. Alor dan pulau-pulau sekitarnya.
Bahasanya menggunakan Tewo Kedebang, Blagar, Lamuan abui, Adeng,Katola,Taangla, Puji, Kolana, Kui, Pura Kang Samila, Kule, Aluru, Kayu Kaileso.
3. Flores dan pulau-pulau sekitarnya.
Bahasanya menggunakan Melayu, Laratuka, Lamaholot, Kedang, Krawe, Palue, Sikka, Lio, Lio Ende, Naga Keo, Ngada, Ramba, Ruteng, Manggarai, Bajo, Komodo.
4. Sumba dan pulau-pulau sekitarnya
bahasanya menggunakan Kambera, Wewewa, Anakalang, Lamboya, Mambro, Wanokaka, Loli, Kodi.


2. SENI NUSA TENGGARA TIMUR
Nusa Tenggara Timur kaya akan seni budaya yang beraneka ragam, hal ini dilatarbelakangi dari kebiasan masyarakat yang gemar menari dan sering diadakannya upacara adat.

I. Lagu Daerah
Lagu Daerah yang berasal dari Nusa Tenggara Timur diantaranya:
 Anak Kambing Saya
 Oras Loro Malirin
 Sonbilo
 Tebe Onana
 Ofalangga
 Do Hawu
 Bolelebo
 Lewo Ro Piring Sina
 Bengu Re Le Kaju
 Aku Retang
 Gaila Ruma Radha
 Desaku
 Flobamora
 Potong Bebek Angsa

II. Alat Musik Tradisional Nusa Tenggara Timur
Alat Musik Tiup



FOY DOA Kabupaten Ngada Flores yang beribukota Bajawa mempunyai banyak ragam kesenian daerah. antara lain musik Foy Doa.
Seberapa lama usia musik Foy Doa tidaklah diketahui dengan pasti karena tidak ada peninggalan- peninggalan yang dapat dipakai untuk mengukurnya. Foy Doa berarti suling berganda yang terbuat dari buluh/bamabu keil yang bergandeng dua atau lebih.
Mungkin musik ini biasanya digunakan oleh para muda-mudi dalam permainan rakyat di malam hari dengan membentuk lingkaran.
Sistem penalaan, Nada-nada yang diproduksi oleh musik Foy Doa adalah nada-nada tunggal dan nada-nada ganda atau dua suara, hak ini tergantung selera si pemain musik Foy Doa.
Bentuk syair, umumnya syair-syair dari nyanyian musik Foy Doa bertemakan kehidupan , sebagai contoh : Kami bhodha ngo kami bhodha ngongo ngangi rupu-rupu, go-tuka ate wi me menge, yang artinya kami harus rajin bekerja agar jangan kelaparan.
Cara Memainkan, Hembuskan angin dari mulut secara lembut ke lubang peniup, sementara itu jari-jari tangan kanan dan kiri menutup lubang suara.
Perkembangan Musik Foy Doa, Awal mulanya musik Foy Doa dimainkan seara sendiri, dan baru sekitar 1958 musisi di daerah setempat mulai memadukan dengan alat-alat musik lainya seperti : Sowito, Thobo, Foy Pai, Laba Dera, dan Laba Toka. Fungsi dari alat-alat musik tersebut di atas adalah sebagai pengiring musik Foy Doa.

________________________________________

FOY PAY Alat musik tiup dari bambu ini dahulunya berfungsi untuk mengiringi lagu-lagu tandak seperti halnya musik Foy Doa.
Dalam perkembangannya waditra ini selalu berpasangan dengan musik Foy Doa. Nada-nada yang diproduksi oleh Foy Pai : do, re, mi, fa, sol.

________________________________________

KNOBE KHABETAS Masyarakat Dawan peraya bahwa alat musik Knobe Kbetas telah ada sejak nenek moyang mereka berumah di gua-gua. Bentuk alat musik ini sama dengan busur panah. Cara memainkannya ialah, salah satu bagian ujung busur ditempelkan di antara bibir atas dan bibir bawah, dan kemudian udara dikeluarkan dari kerongkongan, sementara tali busur dipetik dengan jari. Meripakan kebiasaaan masyarakat dawan di pedesaan apabila pergi berook tanam atau mengembala hewan mereka selalu membawa alat-alat musik seperti Leku, Heo, Knobe Kbetas, Knobe Oh, dan Feku. Sambil mengawasi kebun atau mengawasi hewan-hewan, maka musik digunakan untuk melepas kesepian. Selain digunakan untuk hiburan pribadi, alat musik ini digunakan juga untuk upacara adat seperti, Napoitan Li'ana (anak umur 40), yaitu bayi yang baru dilahirkan tidak diperkenankan untuk keluar rumah sebelum 40 hari. Untuk menyonsong bayi tersebut keluar rumah setelah berumur 40 hari, maka diadakan pesta adat (Napoitan Li'ana).

________________________________________

KNOBE OH Nama alat musik yang terbuat dari kilit bambu dengan ukuran panjang lebih kurang 12,5 cm. ditengah-tengahnya sebagian dikerat menjadi belahan bambu yang memanjang (semacam lidah) sedemikian halusnya, sehingga dapat berfungsi sebagai vibrator (penggetar). Apabila pangkal ujungnya ditarik dengan untaian tali yang terkait erat pada pangkalujung terseut maka timbul bunyi melalui proses rongga mulut yang berfungsi sebagai resonator.

________________________________________
NUREN Alat musik ini terdapat di Solor Barat. Orang Talibura di Sikka Timur menyebut alat musik ini dengan nama Sason, apabula disebut seara puitis menjadi Sason Nuren. Secara etimologi Sason berarti jantan, dan Nuren berarti perempuan. Sason Nuren merupakan dua buha suling yang dimainkan oleh seorang sendirian, merupakan sebutan keramat, sakral, kesayangan, alat hiburan. Menurut cerita tua, seorang tokoh legendaris Solor Barat konon berkepala dua sekaligus memiliki rmulut dua. Orang Solor Barat menyebutnya dengan nama Edoreo sedangkan di bagian tengah Solor Barat menyebutnya dengan nama Labaama Kaha. Konon menurut erita ia pernah hidup 3-4 abad yang lalu. Konon menurut erita pula ia mampu meminkan Sason Nuren sekaligus, sehingga apabila sedang maminkan lat musik ini orang mengira ada dua pribadi yang sedang memainkan Sason Nuren. Menurut keperayaan penduduk setempat Sason Nuren merupakan suara para peri (nitun).

________________________________________
SUNDING
TONGKENG Nama alat musik tiup ini berhubungan dengan bentuk serta ara memainkannya, yaitu seruas bambu atau buluh yang panjangnya kira-kira 30 cm. Buku salah satu ujung jari dari ruas bambu dibiarkan. Lubang suara berjumlah 6 buah dan bmbu berbuku. Sebagian lubang peniutp dililitkan searik daun tala. Cara memainkan alat musik ini seperti memainkan flute. Karena posisi meniup yang tegak itu orang Manggarai menyebutnya Tongkeng, sedangkan sunding adalah suling., sehingga alat musik ini disebut dengan nama Sunding Tongkeng. Alat musik ini bisanya digunakan pada waktu malam hari sewaktu menjaga babi hutan di kebun. Memainkan alat musik ini tidak ada pantsngan, keuali lagu memanggil roh halus yaitu Ratu Dita

________________________________________

PRERE Alat bunyi-bunyian dari Manggarai ini terbuat dari seruas bambu keil sekeil pensil yang panjangnya kira-kira 15 cm. Buku ruas bagian bawah dibiarkan tertutup, tetapi bagian atasnya dipotong untuk tempat meniup. Buku ruaw bagian bawah dibelah untuk menyaluirkan udara tiupan mulut dari tabung bambu bagian atas, sekaligus bagian belahan bambu itu untuk melilit daun pandan sehingga menyerupai orong terompet yang berfungsi memperbesar suaranya. Alat musik ini selain digunakan untuk hiburan pribadi, juga digunakan untuk mengiringi musik gong gendang pada permainan penak silat rakyat setempat. Nada-nada yang dihasilkan adalah do dan re, sehingga nama alat ini disebut Prere.

________________________________________

SULING Umumnya seluruh kabupaten yang ada di NTT memiliki instrumen suling bambu, seperti di Sumba terdapat suling hidung. Namanya demikian karena suling ini ditiup dari hidung. Kalau di Kabupaten Belu terdapat orkes suling dengan jumlah pemain ( 40 orang. Orkes suling ini terdiri dari suling pembawa melodi (suling keil), dan suling pengiring yang berbentuk silinder yaitu, suling alto, tenor, dan bass. Suling pengiring ini terdiri dari 2 bambu yang berbentuk silinder yaitu, bambu peniup berukuran keil dan bambu pengatur nada berbentuk besar.
Suling melodi bernada 1 oktaf lebih, suling pengiring bernada 2 oktaf. Dengan demikian untuk meniptakan harmoni atau akord, maka suling alto bernada mi, tenor bernada sol, dan bass bernada do, atau suling alto bernada sol, tenor mi,dan dan bass bernada do.
Cara memainkan : suling sopran atau pembawa melodi seperti memainkan suling pada umumnya, dan suling pengiring sementar bambu peniup dibunyikan, maka bambu pengatur nada digerakkan turun dan naik, yaitu sesuai dengan nada yang dipilih. Keualui pada sulign bass, bambu peniup yang digerakkan turun dan naik.
Fungsi alat musik suling ini untuk menyambut tamu atau untuk memeriahkan hari-hari nasional.

________________________________________




Alat Musik Petik


GAMBUS Alat musik diperkirakan masuk ke Flores Timur sejak masuknya agama Islam sekitar abad 15. Alat musik ini terbuat dari kayu, kulit hewan, senar, dan paku halus. Alat musik petik ini merupakan instrumen berdawai ganda yaitu, setiap nada berdawai dua/double snar. Dawai pertama bernada do, dawai kedua bernada sol. Dan dawai ketiga bernada re, atau dawai pertama bernada sol, dawai kedua bernada re, dan dawai ketiga bernada la. Fungsi alat musik ini untuk mengiringi lagu-lagu padang pasir.

________________________________________

HEO Alat gesek (heo) terbuat dari kayu dan penggeseknya terbuat dari ekor kuda yang dirangkai menjadi satu ikatan yang diikat pada kayu penggesek yang berbentuk seperti busur (dalam istilah masyarakat Dawan ini terbuat dari usus kuskus yang telah dikeringkan). Alat ini mempunyai 4 dawai, dan masing-masing bernama :
- dawai 1 (paling bawah) Tain Mone, artinya tali laki-laki
- dawai 2 Tain Ana, artinya tali ana
- dawai 3 Tain Feto, artinya tali perempuan
- dawai 4 Tain Enf, artinya tali induk
Tali 1 bernada sol, tali 2 bernada re, tali tiga bernada la dan tali 4 bernada do.

________________________________________

LEKO BOKO/ BIJOL Alat musik petik ini terbuat dari labu hutan (wadah resonansi), kayu (bagian untuk merentangkn dawai), dan usus kuskus sebagai dawainya. Jumlah dawai sama dengan Heo yaitu 4, serta nama dawainya pun seperti yang ada pada Heo. Fungsi Leko dalam masyarakat Dawan untuk hiburan pribadi dan juga untuk pesta adat. Alat musik ini selalu berpasangan dengan heo dalam suatu pertunjukan, sehingga dimana ada heo, disitu ada Leko. Dalam penggabungan ini Lelo berperan sebagai pembei harmoni, sedangkan Heo berperan sebagi pembawa melodi atau kadang-kadang sebagai pengisi (Filter) Nyanyian-nyayian pada msyarkat Dawan umumnya berupa improvisasi dengan menuturkan tentang kejadian-kejadi an tang telah terjadi pda masa lampau maupun kejadian yang sedang terjadi (aktual).Dalam nyanyian ini sering disisipi dengan Koa (semaam musik rap). Koa ada dua macam yaitu, Koa bersyair dan Koa tak bersyair.

________________________________________

SOWITO Alat musik pukul dari bambu dari Kabupaten Ngada. Seruas bambu yang dicungkil kulitnya berukuran 2 cm yang kemudian diganjal dengan batangan kayu kecil. Cungkilan kulit bambu ini berfungsi sebagai dawai. Cara memainkan dipukul dengan sebatang kayu sebesar jari tangan yang panjangnya kurang dari 30 cm. Sertiap ruas bambu menghasilkn satu nada. Untuk keperluan penggiringan, alat musik ini dibuat beberapa buah sesuai kebutuhan.

________________________________________
REBA Alat musik ini berdawai tunggal ini, terbuat dari tempurung kelapa/labu hutan sebagai wadah resonansi yang ditutupi dengan kulit kambing yang ditengahnya telah dilubangi. Dawainya terbuat dari benang tenun asli yang telah digosok dengan lilin lebah. Penggeseknya terbuat dari sebilah bambu yang telah diikat dengan benang tenun yang juga telah digosok dengan lilin lebah.
Dalam pengembangannya alat ini dari jenis gesek menjadi alat musik petik, yang juga berdawai satu dimodifikasikan menjadi 12 dawai, serta dawainya pun diganti dengan senar plastik. Reba tiruan ini berfungsi untuk mengiringi lagu-lagu daerah populer.

________________________________________

MENDUT Alat musik petik/pukul dari bambu ini berasal dari Manggarai. Seruas bambu betung yang 1,5 tahun yang panjangnya kira-kira 40 m. Kedua ujung bambu dibiarkan, namun salah satunya dilubangi.
Cara pembuatannya, di tengah bambu dilubangi persegi empat dengan ukuran 5 x 4 m. Disamping kiri kanan lubang masing-masing dicungkil satu kulit bambu yang kemudian diganjal dengn batangan kayu hingga berfungsi sebagai dawai.
Cara memainkan alat musik ini adalah dengan dipetik atau dipukul-pukul dengan kayu kecil.

________________________________________

KETADU MARA Alat musik petik dua dawai yang biasa digunakan untuk menghibur diri dan juga sebagai sarana menggoda hati wanita. Alat musik ini dipercayai pula dapat mengajak cecak bernyanyi dan juga suaranya disenangi makluk halus.

________________________________________

SASANDO



Sasando Listrik Fungsi musik sasando gong dalam masyarakat pemiliknya sebagi alat musik pengiring tari, menghibur keluarga yang sedang berduka, menghibur keluarga yang sedang mengadakan pesta, dan sebagai hiburan pribadi. Sasando gong yang pentatonis ini mempunyai banyak ragam cara memainkannya, antara lain : Teo renda, Ofalangga, Feto boi, Batu matia, Basili, Lendo Ndao, Hela, Kaka musu, Tai Benu, Ronggeng, Dae muris, Te'o tonak.
Ragam-ragam tersebut sudah merupakan ragam yang baku, namun dengan sedikit perbedaan ini dikarenakan :
(a). Rote terdiri dalam 18 Nusak adat dan terbagi dalam 6 keamatan. Dengan sendirinya setiap nusak mempunyai gaya permainan yang berbeda-beda. (b). Perbedaan-perbendaan ini dipengaruhi oleh kemampuan musikalis dari masing-masing pemain sasando gong. (c). Belum adanya sistem notasi musik sasando gong yang baku.

Perkembangan Sansando
Sasando pada mulanya menggunakan tangga nada pentatonis. Diperkirakan akhir abad ke-18 sansando mengalami perkembangan sesuai tuntutn zaman, yaitu menggunakan tangga nada diatonis. Sasando diatonis khusunya berkembang di Kabupaten Kupang.
Jumlah dawai yang digunakan oleh sasando diatonis bervariasi yaitu, 24 dawai, 28 dawai, 30 dawai, 32 dawai, dan 34 dawai. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya yaitu kira-kira 1960 untuk pertam kalinya sasando menggunakan listrik. Ide ini datang dari seorang yang bernama Bapak edu Pah, yaitu salah seorang pakar pemain sasando di Nusa Tenggara Timur.


________________________________________



Alat Musik Bunyi-bunyian


KERONTANG Pada jaman lampau wilayah pulau komodo masih berhutan, karena itu masih banyak binatang buas perusak tanaman seperti Kera. Untuk mengusir binatang pengganggu tanaman, terciptalah alat musik ini. Alat musik bunyi-bunyian ini terbuat dari tiga belahan kayu bulat kering yang panjangnya 30 cm. Ketiga belahan kayu ini diletakkan di atas kaki pemain yang sedang duduk dan kemudian dipikul dengan batangan kayu sebesar jari tengah.

________________________________________
TATABUANG Di Tanalein alat musik ini disebut Leto, di Desa Lamanole Flores Timur disebut Tatabuang. Rupanya mirip dengan nama Totobuang alat musik dari Maluku. Kemungkinan besar alat musik ini dibawa oleh suku Kera (Keraf) dari Maluku. Sebutan Tatabuang hanya terdapat di Lemonale, dan di desa ini banyak terdapat orang suku Kera yang menyebut dalam sejarah pelayaran menggunakan perahu kora-kora. Terdapat sebuah erita bahwa asal muasal alat musik ini dari seorang anak yang selalu mau mengikuti orang tuanya ke kebun. Setiap hari sang anak selalu menangis, dan ini sangat mengganggu kepergian mereka kek kebun. Untuk mengatasinya sang ayah membuat alat musik ini untuk sang anak.
Di Lemonale permainan Tatabuang melalui dua cara, yaitu digantung seperti Leto dan yang lain diletakkan di atas pangkuan.
Tatabuang dibuat dari batangan kayu Sukun yang digantung berbentuk bulat dan hati dari kayu tersebut dikeluarkan. Tatabuang yang digantung bernama Letor di Sikka dan yang dipangku bernama Preson di Wulanggintang.


________________________________________

THOBO Alat musik tumbuk dari bambu ini berasal Kabupaten Ngada. Seruas Bambu betung yang buku bagian bawahnya dibiarkan, sedangkan bagian atasnya dilubangi. Ara memainkannya ditumbuk ke lantai atau tanah (seperti menumbuk padi). Alat musik ini berfungsi sebagai bass dalam mengiringi musik Foy doa.


________________________________________
GONG
Gong merupakan alat musik yang umum terdapat pada masyarakat Nusa Tenggara Timur yang terbuat dari tembaga, kuningan, atau dari besi. Biasanya digunakan untuk berbagai tujuan, misalnya untuk pesta adat, mengiringi tarian dalam penerimaan tamu dan sebagainya.
Perbedaan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain antara lain jumlah gong , ukurannya, cara memainkannya, serta penglarasnya. Khusus penglaras umunya berkisar pada laras pelog dan slendro.

Nama-nama gong pada masing-masing daerah tidak sama, untuk jelas lihat ontoh berikut :

a. Gong Sumba Barat
Kelompok pertama yang terdiri dari 4 buah gong kecil (katala meduk) dengan urutan pemukulan sebagai berikut :
Mamaalu/gong pertama yaitu gong yang ditabuh/dibunyikan paling pertama, Pahimangu/gong kedua yaitu gong yang dibunyikan setelah mamaulu berbunyi, Pahelungu/gong ketiga yaitu gong yang dibunyikan dengan kecepatan dua kali lebih epat dari gong yang terdahulu, Kabokang/gong keempat yaitu gong yang dibunyikn sama epatnya dengan gong ketiga dan saling mengisi sehingga terdengar bunyi yang harmonis.

Kelompok kedua yang terdiri dari dua gong besar, yang dalam bahasa Anakalang disebut Katalla bakul, namun ada juga menyebut dengan nama Gasa. Katalla Bakul atau Gasa dibunyikan seara berganti-ganti untuk mengimbangi keempat gong di atas (kelompok pertama).

b. Gong Sabu

Nama-nama gong sesuai dengan cara menabuhnya, ontoh gong pengiring tari Ledo Hawu :
Leko yaitu dua buah gong yang mula-mula ditabuh seara bergantian, Didale ae, Didala Iki, dan Gaha yaitu tiga buah gong yang berukuran agak besar (gong bass) yang juga ditabuh secara bergantian, Wo Peibho Abho yaitu dua buah gong yang ditabuh sebagai pengiring gong Leko, Wo Paheli yaitu dua buah gong yang ditabuh sebagai pengiring Leko dan We Peibho Abho.


c. Gong Alor

Nama-nama gong :
- Kingkang yaitu dua buah gong kecil.
- Dung-dung/kong-kong yaitu dua buah gong sedang.
- Posa yaitu tiga buah gong besar.

d. Gong Ngada

Gong Ngada terdiri dari lima buah dan umumnya berukuran kecil. Nama-nama gong :
- Doa yaitu dua buah gong yang dimainkan seara silih berganti.
- Dhere yaitu terdiri dari satu gong
- Uto-uto yang juga hanya satu gong
- Wela yaitu gong yang paling tingi suaranya.


e. Gong Dawan

Gong Dawan yang dimaksudkan di sini adalah dari Amanuban tepatnya di Desa Nusa Timor Tengah Selatan. Gong yang digunakan umumnya berjumlah 6 buah. Nama-nama gong :
Tetun yaitu dua buah gong keil, namun apabila dari kedua gong ini hanya dibunyikan salah satunya maka namnya berubah menjadi Toluk, Ote' yaitu dua buah gong sedang. Kedua gong ini dibunyikan dengan penuh perasaan, Kbolo' yaitu dua buah gong besar yang dimainkan dengan tidak terlalu cepat.

III. Upacara Adat di Nusa Tenggara Timur
Upacara Adat Reba dari NTT ini merupakan upacara adat yang bertujuan untuk memberikan penghormatan dan juga ucapan rasa terima kasih kepada jasa para leluhur. Upacara ini biasanya selalu diadakan setiap tahun baru tepatnya di bulan Januari atau Februari dengan hidangan utama berupa ubi. Selama upacara adat Reba juga di iringi dengan tarian dengan penari menggenggam pedang panjang (sau) dan tongkat warna-warni yang di bagian ujungnya dihiasi bulu kambing warna putih (tuba). Upacara adat tradisional Reba ini biasanya diselenggarakan selama tiga sampai empat hari.

IV. Kerajinan Tangan Nussa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur memiliki begitu banyak macam kerajinan tangan mulai dari patung kayu, perhiasan perak, sarong ikat, sampai tenunan kotak dari bambu dan tulang.
 Moko dari Alor
Moko adalah kerajinan tangan dari bahan perunggu yang menggambarkan keunikan cara perdagangan masyarakat pada masa lalu di pulau Alor.
 Sarong Unik dari Sumba
Sarong ini memiliki keunikan yaitu melukiskan cerita tentang keanekaragaman tradisi kehidupan di pulau ini. Keunikan lain sarong ini yaitu memiliki kemiripan dengan lukisan tembok yang ditemukan dalam Piramida Mesir kuno.
 Gading dari Flores
Di Flores, Gading digunakan untuk acara adat sebagai harga perkawinan, dan perlu diketahui tidak pernah ditemukan atau tercatat pernah hidup gajah di pulau Flores ini.


3.MATA PENCARIAN PENDUDUK NUSA TENGGARA TIMUR
Sebagian besar wilayah Nusa tenggara Timur tidak memiliki tanah yang subur, miskin sumber alam, dan iklimnya amat kering. NTT merupakan provinsi terkering di Indonesia. Tapi bukan berarti wilayah NTT tidak punya potensi ekonomi yang memadai. Sebagian warga NTT mengolah tanaman perkebunan dan tanaman komersial seperti cabe, kopi, kakao,dan mete yang hasilnya dijual ke pedagang perantara setempat atau dari luar pulau. Selain itu penduduk NT juga banyak yang beternak, terutama sapi dan kerbau, serta kerajinan tenun ikat dan ukiran. Usaha-usaha itu umumnya dilakukan dalam skala kecil dan menengah(UKM). Di Kupang umumnya bergerak di sektor manufaktur, yakni meubel, kerajinan perak, alat musik,tenun ikat, dan batako. Sementara Pulau Ende menjadikan jambu mete, kakao, dan tenun ikat sebagai komoditi [rimadona.
4. Sistem agama
Propinsi Nusa Tenggara Timur didominir oleh Agama Kristen (Katholik dan Protestan) dan sebagian Agama Islam. Perkembangan Agama Katholik di sebarkan oleh Bangsa Portugis dan Agama Kristen Protestan di sebarkan oleh Bangsa Belanda. Penyebaran Agama Islam masuk ke Nusa Tenggara Timur melalui pedagang dari Ternate menyebarkan Agama Islam melalui kabupaten Alor. Untuk wilayah Sumba melalui Nusa Tenggara Barat dan dari Pulau Flores melalui Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat. Sedangkan untuk Agama Hindu dan Budha penyebarannya melalui pendatang yang melaksanakan tugas di Nusa Tenggara Timur.
Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.
Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin religare, yang berarti "menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:
..... sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.
Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau "5 rukun Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga memengaruhi kesenian.
* Agama Samawi
Tiga agama besar, Yahudi, Kristen dan Islam, sering dikelompokkan sebagai atau agama Abrahamik. Ketiga agama tersebut memiliki sejumlah tradisi yang sama namun juga perbedaan-perbedaan yang mendasar.

5.ORGANISASI SOSIAL
Kebudayaan didaerah Timur Tengah dan Afrika Utara saat ini kebanyakan sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma agama Islam, meskipun tidak hanya agama Islam yang berkembang di daerah ini.
Banyak yayasan dan organisasi sosial di Belanda yang punya proyek bantuan di Indonesia. Tapi tidak banyak yang aktif di Indonesia Timur.
Salah satu adalah 'Cabrejou Foundation' (baca : Kabresyu) yang membantu rumah sakit di Melolo, di Sumba NTT. Janneke Slingerland mendirikan 'Cabrejou Foundation' di Apeldoorn Belanda Timur bulan Januari 2007.
Janneke Slingerland dan suaminya sudah lama punya hubungan erat dengan Indonesia. Mereka sudah lama ingin sekali berbuat sesuatu bagi Indonesia. Musim panas 2006 mereka bertemu dengan dr Lely Harakai di rumah sakit Melolo di pulau Sumba NTT. Rumah sakit tersebut membutuhkan bantuan yang bisa dibantu dari Belanda. Itu tentunya membutuhkan uang, baik lewat sponsor atau subsidi.
*Ikatan batin
Hampir 30 tahun lalu, Janneke Slingerland dan suaminya tinggal di Indonesia, tepatnya di Malang Jawa Timur. Suatu hari ia ikut dengan ibu Boersma yang mengunjungi suami yang bekerja di Sumba. Itulah pertama kali Janneke Slingerland mengunjungi rumah sakit di Sumba
Janneke Slingerland : "Dalam prakteknya yayasan Cabrejou tidak menawarkan sesuatu. Yayasan Cabrejou sebaliknya menanyakan apa yang diperlukan. Kami berusaha mencari solusinya. Menurut dokter Lely Harakai, rumah sakit baru saja mendapat aliran listrik. Ini berarti, rumah sakit bisa meningkatkan kegiatannya. Tapi sarananya terbatas."
*Dapur
Dr Lely Harakai ingin sekali memiliki tempat untuk mempersiapkan makanan bagi pasien. Kebanyakan pasien rumah sakit di Melolo berasal dari daerah pegunungan yang jauh letaknya. Di Indonesia banyak pasien tidak mendapat makanan dari rumah sakit. Mereka mendapat makanan yang dibawa sendiri oleh keluarga.
Janneke Slingerland : "Keluarga pasien berasal dari tempat yang jauh, mereka tidak bisa mengurus anggota keluarga yang sakit. Kebanyakan mereka memasak makanan di halaman rumah sakit. Dr Lely Harakai mengeluh, pihak rumah sakit tidak bisa memberi makan kepada pasien yang sakit. Yayasan Cabrejou kemudian mendirikan dapur untuk rumah sakit di Melolo."
Untuk pasien yang membutuhkan dieet dan untuk menyediakan makanan yang sehat, rumah sakit memerlukan peralatan khusus. Juga diperlukan seorang pakar gizi. Untung saja yayasan Cabrejou bisa membantu.
*Efek domino
Dalam prakteknya, langkah pertama biasanya secara otomatis di-ikuti dengan langkah-langkah berikutnya. Yayasan Cabrejou sudah mulai dengan proyek baru. Mendirikan sekolah dasar di daerah pegunungan di pulau Sumba. Yayasan Cabrejou mendapat bantuan dari Yayasan Wilde Ganzen.
Organisasi bantuan sosial ini melipat-gandakan donasi yang kami Yayasan Cabrejou. Anak-anak sekolah harus berjalan jauh lebih dari satu jam menuju ke sekolah, lewat wilayah yang berbatu-batu, terjal dan menyebrang sungai. Akibatnya, anak-anak tidak selalu bisa kesekolah setiap hari. Yayasan Cabrejou mendirikan cabang sekolah di pegunungan dekat tempat tinggal anak-anak itu.
Janneke Slingerland : "Yayasan Cabrejou punya donatur tetap. Selain banyak melakukan kegiatan sendiri Cabrejou juga mencari sumbangan. Mislanya dari Organisasi Sosial Wilde Ganzen, Yayasan Speijkman dan sebagainya. Yayasan Cabrejou terus aktif mengumpulkan dana supaya bisa menyusun proyek baru."




6.TEKNOLOGI
Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan.
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
alat-alat produktif
senjata
wadah
alat-alat menyalakan api
makanan
pakaian
tempat berlindung dan perumahan
alat-alat transportasi
6.1 Mobile Learning System.
Penjelasan: Teknologi ini digunakan untuk saling berkomunikasi dalam jarak jauh melalui tampilan hologram. Jadi kita bisa berbicara sambil melihat lawan bicara kita tanpa harus bertemu lebih dahulu.
Masa Dulu: Teknologi yang sama seperti ini dulu tidak ada. Cara paling mudah untuk berbicara dengan orang lain adalah dengan menggunakan telepon. Entah dengan telepon rumah biasa ataupun dengan handphone. Kitapun tidak bisa melihat lawan bicara kita.
Masa Sekarang: Teknologi yang ada pada di masa sekarang adalah 3G. Teknologi terbaru ini memungkinkan kita untuk berbicara sambil melihat lawan bicara kita melalui tampilan di layar handphone kita. Walaupun tidak semulus dan selancar dengan teknologi masa depan, namun setidaknya kita bisa melihat lawan bicara kita.
6.2 E-Commerce and Delivering System
Penjelasan: Teknologi ini digunakan untuk bertransaksi secara digital. Teknologi ini memudahkan kita untuk membeli dan memesan barang. Kita dapat lansung memilih barang yang kita mau melalui tampilan di layar yang mempunyai fungsi touchscreen, sehingga kita tinggal memilih dan meng-klik gambar dari barang yang kita inginkan. Begitu pula dengan sistem pengirimannya.
Masa Dulu : Teknologi seperti ini tidak ada pada masa dahulu. Pada masa terdahulu, kita harus datang ke toko dan memilih-milih barang yang kita mau di toko tersebut tidak secara digital. Kita tidak disediakan daftar barang-barang yang bisa kita beli, tetapi kita diharuskan melihat-lihat terlebih dahulu secara nyata dan menanyakan harga dan lain-lain. Cukup merepotkan. Untuk sistem pengirimannya pun harus mengurus proses yang cukup sulit dan memakan waktu lama.
Masa Sekarang: Sekarang ini teknologi yang ada disebut dengan online shopping. Jadi kita bisa membeli dan memesan barang secara online (dengan fasilitas internet) dari belahan dunia manapun. Kita tinggal memilih barang yang kita mau, mentransfer uangnya, dan kemudian langsung dikirimkan. Semua hal itu kita lakukan dari komputer yang ada di rumah.
6.3 Mobile Town Monitoring System
Penjelasan: teknologi ini memudahkan kita untuk melihat tempat-tempat yang ada di kota. Dari tempat makan sampai tempat-tempat yang ramai dikunjungi orang. Kita bisa mengecek apakah tempat tersebut sedang penuh atau tidak. Jadi kurang lebih alat ini bisa membantu kita untuk mengawasi kegiatan yang ada di seputar kota atau tempat khusus.
Masa Dulu: Kita tidak mempunyai teknologi yang menjadi acuan teknologi tersebut. Hal yang paling mungkin kita lakukan adalah menelepon tempat tersebut untuk menanyakan apakah tempat tersebut penuh atau tidak. Dan kita juga tidak bisa mengawasi tempat-tempat lainnya.
Masa Sekarang: Sekarang kita mempunyai teknologi yang disebut dengan GPS. Teknologi ini memungkinkan kita untuk mengecek jalan di suatu kota ataupun negara. Untuk mengawasi tempat-tempat khusus lainnya, ada yang dinamakan dengan online map. Jadi kita bisa memantau suatu tempat dengan map tersebut.
6.4 Mobile Virtual Laboratory
Penjelasan: Teknologi ini digunakan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang bekerja di bidang science. Alat ini juga memungkinkan kita untuk mengirimkan objek secara hologram untuk bahan penelitian sambil berbicara dengan orang yang kita inginkan. Jadi semacam labartorium digital kecil yang bisa dibawa kemana-mana.
Masa Dulu: Teknologi ini pada dulunya hanya menggunakan gambar atau foto dan benda-benda aslinya melalui cara-cara pengiriman yang umum. Tidak bisa langsung berbicara dan membahas tentang suatu hal.
Masa Sekarang: Teknologi di masa sekarang memungkinkan kita untuk bertukar info menggunakan jaringan internet ataupun 3G untuk memperlihatkan objek-objek yang bisa kita teliti. Tetapi tidak sebagus Mobile Virtual Laboratory tersebut.
6.5 Bus On Demand System
Penjelasan: Teknologi ini digunakan untuk memudahkan kita mengatur jadwal bus yang akan kita tumpangi. Kita bisa memanggil bus kapanpun kita mau sesuai jadwal yang kita inginkan.
Masa Dulu: Kita tidak bisa mengatur ataupun memanggil bus sesuai kemauan kita. Kita harus menunggu mereka untuk lewat baru kemudian kita naiki.
Masa Sekarang: Kita bisa menggunakan jadwal teratur yang sudah disediakan oleh pihak busnya sendiri untuk menaikinya. Tapi hanya bus-bus tertentu saja. Selain itu, sekarang ini ada yang namanya Bus Way. Teknologi transportasi baru yang memungkinkan kita untuk menaiki bus secara nyaman dan teratur dengan sistem tiket dan halte-halte khusus dan juga jalan bebas hambatan.
* Penjelasan Teknologi Terkait dengan Sumber
Penemuan teknologi dimulai sejak lebih dari satu abad yang lalu. Teknologi berkembang dari riset ilmiah yang dilakukan banyak ilmuan. Dewasa ini penemuan tehnologi banyak dilakukan oleh tim riset dari beberapa organisasi bisnis, universitas-universitas dan organisasi nirlaba. Setiap teknologi baru biasanya menggantikan teknologi yang sudah tua.Penemuan di bidang teknologi dapat memberikan kemudahan-kemudahan bagi kita, misalnya dalam melakukan pertukaran informasi, transaksi maupun transportasi. Perkembangan teknologi juga meningkatkan standar hidup manusia, meningkatkan mutu informasi, hiburan dan pendidikan. Namun penemuan baru di bidang teknologi juga dapat menimbulkan ketimpangan atau akibat buruk dan membahayakan masyarakat, misalnya penggunaan peluru kendali nuklir, gas syaraf dan senapan mesin, pengangguran, polusi dan kemacetan lalu lintas sebagai dampak penggunaan teknologi transportasi cepat dan bahaya kesehatan lainnya.Telekomunikasi merupakan salah satu hasil teknologi. Pada awalnya orang melakukan komunikasi verbal dengan cara berteriak satu sama lain. Tapi hal inimenghasilkan komunikasi yang buruk untuk jarak lebih dari 2 mil. Kondisi ini lalu mendorong dikembangkannya teknologi komunikasi yakni telpon. Pesawat telpon telah lama dikenal sebagai salah satu sarana telekomunikasi yang sangat berguna dan merupakan alat komunikasi pertama dalam sejarah perkembangan telekomunikasi.Perkembangan teknologi informasi dalam hal ini teknologi transformasi data juga telah demikian pesatnya, sehingga dapat memberikan kontribusi yang sangat berarti terhadap pelaksanaan aktifitas manusia untuk berkomunikasi dari segala penjuru dunia. Berkembangnya teknologi transformasi data yang diiringi dengan perkembangan teknologi komputer baik software dan hardware telah berhasil mewujudkan suatu bentuk jaringan komputer terpadu yang bersifat global. Salah satu jaringan global yang sangat pesat perkembangannya adalah jaringan internet. Internet sebagai hasil dari teknologi komunikasi atau informasi sudah menjadi komoditi penting dalam kehidupan masa kini. Selain sebagai sarana informasi dan komunikasi internet kini mulai dimanfaatkan oleh kalangan dunia usaha sebagai media promosi, bahkan dapat melakukan kegiatan jual beli melalui internet.Kemampuan-kemampuan yang ditawarkan teknologi komunikasi misalnya dapat memberikan kenyamanan bagi kelangsungan transaksi bisnis. Dalam bidang pendidikan, kemajuan teknologi komunikasi dan informasi telah memberikan kesempatan yang amat luas bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan. Dengan teknologi komunikasi dan informasi memungkinkan orang belajar dengan sistem jarak jauh atau belajar dengan bantuan komputer.Akibat dari kemajuan teknologi komunikasi, lingkungan Internasional telah banyak berubah dalam dua dasa warsa terakhir. Ekonomi dunia telah menjadi global. Perdangangan dan investasi dunia tumbuh dengan cepat sehingga masyarakat umum maupun pelaku bisnis berusaha mancari peluang baru dan mengakses informasi dari negara-negara lain dan tidak ada batas menembus budaya bangsa dan negara tersebut.Adanya kemajuan globalisasi khususnya dibidang perekonomian dewasa ini mendorong pertumbuhan di sektor jasa. Banyak peluang bisnis yang muncul dari sektor ini, demikian pula halnya kesempatan kerja yang semakin luas. Di Indonesia banyak perusahaan-perusahaan atau instansi berdiri di sektor jasa, salah satunya adalah jasa warnet atau lebih dikenal warnet, yang salah satu fungsinya adalah mensosialisasikan kemajuan teknologi ini.Di Malang khususnya banyak warnet yang telah berdiri, kesemuanya menawarkan nilai dan fasilitas yang lebih guna menarik calon pelanggan. Namun disadari bersama bahwasanya di dalam pemasaran terdapat bauran pemasaran yang terdiri dari 4 P yaitu product, price, place dan promotion. Product bukanlah sekedar barang atau jasa yang dibuat, dirancang dan ditawarkan untuk dijual saja, akan tetapi mencakup semua layanan yang menyertai produk tersebut, price yaitu biaya atau sesuatu uang dikeluarkan pembeli untuk mendapatkan produk atau jasa yang diinginkan dan distribusi atau place, dalam hal ini dipastikan bahwa produk atau jasa tersedia pada saat dan pada tempat produk atau jasa tersebut diinginkan. Pemasar memiliki banyak cara untuk menyampaikan produk atau jasa kepada konsumen. Lalu promotion, digunakan untuk menjelaskan keseluruhan kegiatan komunikasi penjualan dan bersifat memberi informasi pada konsumen.Strategi yang telah disebutkan di atas, diterapkan dari sudut pandang produsen dalam hal ini yaitu pengelola warnet. Penting sekali pengelola warnet menerapkan keempat hal tersebut diatas namun alangkah lebih baik jika pengelola juga memperhatikan 4 C-nya calon konsumen/pelanggan yaitu Customer Solution, Cost, Convinience dan Communication, karena didalam 4 C tersebut mencakup apa saja yang diinginkan atau kebutuhan calon konsumen itu sendiri.Warung internet “Planet Digital” adalah salah satu dari sekian banyak warnet yang telah ada di Malang. Warnet “Planet Digital” walaupun masih tergolong muda usianya namun membuktikan telah mampu menarik pelanggannya. Untuk mengetahui perilaku konsumen yang berkaitan dengan konsep 4 C, maka dilakukan penelitian mengenai konsumen dalam hal ini yaitu penguna jasa warnet “Planet Digital“ di kelurahan Sumbersari Malang.


7.Sistem ilmu dan pengetahuan
Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error).
Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:
pengetahuan tentang alam
pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya
pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia
pengetahuan tentang ruang dan waktu
7.1 Perubahan sosial budaya
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perubahan sosial budaya
Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan asing.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat.
Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Ada tiga faktor yang dapat memengaruhi perubahan sosial:
tekanan kerja dalam masyarakat
keefektifan komunikasi
perubahan lingkungan alam.
Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.
7.2 Penetrasi kebudayaan
Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia[rujukan?]. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis.
Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat.
Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia.

7.3 Kebudayaan sebagai peradaban
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya.
Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari "alam". Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.
Artefak tentang "kebudayaan tingkat tinggi" (High Culture) oleh Edgar Degas.
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang "elit" seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas.
Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".

Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human nature)
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan "tidak alami" yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia.
Dalam hal ini, musik tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja) dianggap mengekspresikan "jalan hidup yang alami" (natural way of life), dan musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.
Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap "tidak elit" dan "kebudayaan elit" adalah sama - masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan.
Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture) atau pop kultur, yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang.
7.4 Kebudayaan sebagai "sudut pandang umum"
Selama Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme - seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria - mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam "sudut pandang umum".
Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara "berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau kebudayaan "primitif."
Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.
Pada tahun 50-an, subkebudayaan - kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari kebudayaan induknya - mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahaan - perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau tempat bekerja.

7.5 Kebudayaan sebagai mekanisme stabilisasi
Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.
Kebudayaan di antara masyarakat
Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender,
Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.
Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilasi kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.
Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.